Menjadi Kontroversi, Benarkah Perubahan Iklim Menyebabkan Cuaca Buruk?

By Ricky Jenihansen, Kamis, 22 Juni 2023 | 07:00 WIB
Foto satelit NASA yang ditingkatkan secara digital dari badai Dorian pada tahun 2019. Perubahan iklim telah menyebabkan cuaca buruk. (Roberto Machado Noa)

Tidak ada badai Kategori 6 karena skala Saffir-Simpson hanya berurusan dengan angin, dan kerusakan angin hampir sama di atas 156 mph, meskipun beberapa ilmuwan berpikir skala tersebut perlu direvisi, Live Science melaporkan sebelumnya.

Squall line atau garisan badai merupakan tanda buruk atas perubahan iklim. Kemunculannya bisa mengakibatkan cuaca ekstrem di beberapa tempat. (SturmjaegerTobi/Pixabay)

Sementara itu, peristiwa cuaca yang memecahkan rekor, seperti gelombang panas 2018 di Jepang yang menewaskan lebih dari 1.000 orang, kemungkinan akan menjadi lebih umum, kata Weart.

Misalnya, dalam studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Online Letters on the Atmosphere (SOLA), para peneliti menjalankan simulasi komputer iklim dan menemukan bahwa gelombang panas tidak mungkin terjadi tanpa pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.

Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications juga menemukan gelombang panas meningkat di seluruh dunia. Jurnal tersebut diterbitkan dengan judul "Increasing trends in regional heatwaves."

Selain itu, meskipun kedengarannya berlawanan dengan intuisi, pemanasan global dapat menyebabkan cuaca yang lebih dingin.

Perubahan iklim mungkin berpotensi mengganggu sistem cuaca sedemikian rupa sehingga Bumi berubah menjadi dunia kacau yang tidak dapat diperbaiki.

Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan di database pracetak arXiv menemukan bahwa jika kita tidak mengurangi emisi kita, manusia berisiko mengalami fluktuasi suhu bumi yang kacau dengan cara yang tidak mungkin diprediksi.

Jadi, apa yang kita lakukan untuk memerangi perubahan iklim dan mencegah masa depan yang dipenuhi dengan cuaca yang lebih buruk?

Negara-negara di seluruh dunia menandatangani Perjanjian Iklim Paris pada tahun 2015 dan setuju untuk menjaga pemanasan global di bawah 2,7 derajat Fahrenheit (1,5 derajat celsius) dan jauh di bawah 3,6 F (2 derajat C).

Sementara, menurut laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) terbaru— kemungkinan laporan IPCC terakhir sebelumnya, mengungkapkan bahwa kerusakan iklim yang tidak dapat diubah menjadi tidak dapat dihindari.

"Sepertinya kita tiba-tiba menjadi protagonis dalam film fiksi ilmiah: 'hanya Anda yang bisa menyelamatkan peradaban dari bencana global," kata Weart. "Tapi itu bukan fiksi ilmiah."