Kemudian dia diidentifikasi sebagai "binatang buas", dan dia sering digambarkan sebagai seekor naga dalam lukisan Santo Agustinus (atau mungkin Santo Wolfgang) pada abad ke-15.
Mereka yang menghadapi iblis menggambarkan dia sebagai makhluk mirip naga dengan sayap seperti kelelawar.
Kemudian ada Pan. Dalam mitologi Yunani, Pan adalah dewa alam liar, penggembala, dan ternak. Namun dia biasanya ditampilkan dalam bentuk faun atau satir dengan kaki belakang, kuku, dan tanduk.
Penulis Kristen awal menyebut Pan sebagai iblis dalam upaya mereka membujuk orang untuk meninggalkan politeisme demi agama yang lebih baru.
Namun Pan tidak terlalu penting dalam panteon klasik, dan klasifikasinya hanya sebagai iblis lain tidak menjelaskan mengapa iblis yang paling utama, iblis justru terlihat seperti satir.
Dalam mitologi Yunani, Satir adalah makhluk penghuni hutan-hutan dan pegunungan, dan memiliki hubungan yang dekat dengan Dewa Pan dan Dionisos dalam mitologi Yunani.
Iblis seperti Satir
Beberapa sejarawan menyarankan bahwa iblis dikaitkan dengan kambing kuno dari dunia bawah. Hal itu menjelaskan penggambaran setan modern dengan tanduk dan kuku kambing.
Misalnya, iblis Azazel mungkin dikaitkan dalam legenda Yahudi dengan ritual "kambing hitam", yaitu seekor kambing yang dikutuk dengan dosa orang Yahudi dikirim ke padang gurun pada Yom Kippur, "Hari Pendamaian".
Dalam sebuah studi tahun 2013 di jurnal Numen, sejarawan University of Ibrani, Alexander Kulik berpendapat bahwa penggambaran iblis dengan tanduk dan kuku berasal dari literatur Yahudi awal.
Literatur Yahudi awal itu dapat dilihat dalam "The Greek Apocalypse of Baruch", sebuah teks yang ditulis dalam bahasa Yunani antara jatuhnya Yerusalem pada tahun 70 M dan abad ketiga.