Untuk kemeriahan menyambut Hari Ulang Tahun Kota Jakarta, santapan khas Betawi ini menjadi hal yang wajib dijual sehingga mudah ditemukan satu tahun sekali pada bulan Juni hingga Juli. Bagi wisatawan kerak telor sewaktu-waktu dapat ditemui di Kawasan wisata Monumen Nasional. Monumen Nasional atau Monas dibangun dengan tujuan mengenang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan. Setelah mengunjungi museum, diakhir perjalanan penjual kerak telor dapat ditemui disekitaran Monas.
Kawasan Kota Tua menjadi tempat menarik yang memiliki bangunan dengan nilai sejarah yang tinggi. Di Kawasan Kota Tua ini, penjual kerak telor menggunakan pakaian khas Betawi dengan tekun membuat hidangan agar dapat disantap selagi hangat.
Taman Mini Indonesia Indah menonjolkan wisata miniatur negara Indonesia, dengan mudah penjual kerak telor dapat ditemui di anjungan DKI Jakarta.
Lain lagi dengan tempat wisata pantai, di sepanjang Pantai Ancol lidah dapat dimanjakan dengan kehangatan kerak telor yang ditawarkan oleh penjual kerak telor.
Kebun Binatang Ragunan yang terletak di Pasar Minggu Jakarta Selatan menjadi kebun Binatang pertama yang ada di Indonesia. Di sekitaran kebun Binatang, penjual kerak telor dapat ditemui dengan bakul pikulannya yang khas.
Setu Babakan di lokasi Srengseng Sawah Jakarta Selatan pada tahun 2004 silam ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi. Tak heran jika dengan mudah kerak telor dapat ditemui disini. Mulai dari bangunan khas Betawi, seni tari, seni musik, dan drama hingga kuliner khas Betawi dipertahankan dan tetap lestari.
Stadion Menteng yang sudah dialih fungsikan menjadi sebuah taman bermain anak, lapangan futsal, dan lapangan basket. Kembali ke asal dimana kerak telor dikreasikan oleh masyarakat Betawi kala itu, kerak telor dijajakan di Taman Menteng yang asri ini.
Di Hari Ulang Tahun Jakarta yang ke-496 Kudapan khas Jakarta yang gurih ini menjadi kuliner yang wajib disantap. Nilai sejarah panganan khas Betawi yang bermula dari kalangan elite bangsawan dan pejabat kolonial Belanda perlu lestari