Perang Salib Kedua, Ketika Paus Ingin Merebut Edessa di Mesopotamia

By Ricky Jenihansen, Senin, 26 Juni 2023 | 19:00 WIB
Lukisan abad ke-15 M oleh Jean Fouquet menggambarkan pasukan Perang Salib Kedua (1147-49 M) tiba di Konstantinopel. (Jean Fouquet)

Nationalgeographic.co.id—Jika Perang Salib pertama memiliki tujuan utama merebut Yerusalem dari peradaban Islam di Timur Tengah, Perang Salib Kedua (1147-1149) adalah kampanye militer yang diserukan Paus dan bangsawan Eropa. Tujuannya, untuk merebut kota Edessa di Mesopotamia.

Kota Edessa telah jatuh pada tahun 1144 M ke tangan peradaban Islam di bawah kendali Kekaisaran Turki Seljuk Raya. Untuk itulah Paus dan para bangsawan Eropa kembali mengampanyekan perang salib kedua.

Menurut World History Encyclopedia, meskipun ada 60.000 tentara dan kehadiran dua raja barat, perang salib tidak berhasil di Levant dan menyebabkan ketegangan lebih lanjut antara Kekaisaran Bizantium dan barat.

Perang Salib Kedua juga termasuk kampanye signifikan di semenanjung Iberia dan Baltik melawan Muslim Moor dan orang Eropa penyembah berhala.

Kedua kampanye sekunder sebagian besar berhasil tetapi tujuan utama, untuk membebaskan Timur Latin dari ancaman pendudukan oleh peradaban Islam tetap tidak terpenuhi.

Sementara perang salib lebih lanjut selama dua abad berikutnya, semua hanya berakhir dengan sedikit keberhasilan.

Kota EdessaEdessa adalah kota yang terletak di tepi gurun Suriah di Mesopotamia Atas, merupakan pusat komersial dan budaya yang penting.

Kota ini telah berada di tangan Kristen Katolik sejak Perang Salib Pertama (1095-1102 M) tetapi jatuh ke tangan Imad ad-Din Zangi (memerintah 1127-1146 M), penguasa independen Muslim Mosul (di Irak) dan Aleppo (di Suriah ), pada tanggal 24 Desember 1144 M.

Menyusul penangkapan, yang Muslim gambarkan sebagai "kemenangan dari kemenangan" (Asbridge, 226), orang Kristen Katolik dibunuh atau dijual sebagai budak sementara orang Kristen Ortodoks diizinkan untuk tetap tinggal.

Atas semua itu, umat Kristen Katolik membuat permohonan bantuan, dan pertahanan umum di Timur Latin, sebagaimana negara-negara Pasukan Salib di Timur Tengah yang dikenal secara kolektif.

Paus Eugenius III (memerintah 1145-1153 M) secara resmi menyerukan perang salib (yang sekarang dikenal sebagai Perang Salib Kedua) pada tanggal 1 Desember 1145 M. Namun, tujuan kampanye militer ini dibuat agak tidak jelas.

Baik Edessa maupun Zangi tidak disebutkan secara khusus, melainkan seruan luas untuk pencapaian Perang Salib Pertama dan umat Kristen serta relik suci di Levant untuk dilindungi.