Taiganja, Simbol Tradisi Sulawesi Tengah untuk Memuliakan Perempuan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 27 Juni 2023 | 16:00 WIB
Tugu besar di Taman Taiganja, Kabupaten Sigi, bermakna filosofis kebudayaan masyarakat Sulawesi Tengah. Simbol tersebut sudah ada sejak lama lekat dengan kebudayaan yang tersebar di seluruh Nusantara. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id—Perjalanan saya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menyinggahi Taman Taiganja yang berada di tepi timur Sungai Palu. Pepohonan di taman terbuka itu masih muda, menandakan taman baru dibuka beberapa bulan sebelumnya. Tepatnya, taman ini baru dibuka pada Maret lalu.

Setelah diresmikan, berbagai kegiatan masyarakat dilakukan di Taman Taiganja, termasuk kegiatan Potomu Ntodea—pasar warga, sebagai bagian dalam rangkaian Festival Lestari V yang diadakan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) pada 23 sampai 25 Juni 2023.

Pada bagian selatan taman di dekat tepian sungai, sepasang tugu berdiri dengan indah. Awalnya, saya menduga itu adalah tanduk karena Pulau Sulawesi merupakan tempat endemik anoa (Bubalus sp.). Dugaan saya terbantahkan karena 'tanduk' tersebut melengukung saling berhadapan, bukan tegak lurus seperti pada anoa.

Rupanya, simbol ini tertera dalam lambang Kabupaten Sigi, dan yang serupa pada lambang Universitas Tadulako (UNTAD) di Palu. Ini menandakan bahwa simbol tersebut punya makna yang sangat dalam bagi masyarakat di Sulawesi Tengah.

Tugu itu merupakan simbol yang mengikuti perhiasan taiganja. Dalam bahasa Kaili, tai berarti perut atau rahim, dan ganja berarti bentuk atau rupa. Maka, simbol ini merepresentasikan rahim yang menyesuaikan namanya, dengan arti sebagai lambang kesuburan.

"Memang seperti itu (berarti kesuburan). Itu (taiganja) memang simbol untuk perempuan" kata Iksam, Kepala Bidang Pelestarian di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah. Dia menyebutkan bahwa taiganja merupakan perhiasan berbahan tembaga dan emas yang sudah dikenal oleh masyarakat Kaili.

Nama ganja sebagai simbol dan makna, secara bahasa terpengaruh oleh bahasa Sansekerta, terang Iksam. "Dalam deskripsi keris (sebagai senjata di kebudayaan Jawa), itu ada sudut tajam namanya ganja juga," tuturnya.

Dalam Serat Centhini, ganja merujuk pada ujung pesi yang bisa masuk ke dalam bilah keris. Ganja memang dikenal sebagai benda logam yang sangat penting dalam ketahanan senjata tradisional Jawa.

Sementara itu, simbol taiganja yang berupa rahim tidak hanya dikenal oleh masyarakat di Sulawesi Tengah saja, tutur Iksam. Di daerah lain di Nusantara, seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, mengenalnya sebagai mamuli yang merupakan perihasan anting-anting dari emas berbentuk huruf latin omega.

Salah satu koleksi artefak taiganja di Museum Negeri Sulawesi Tengah, Kota Palu. Taiganja merupakan simbol penting bagi masyarakat tradisional Sulawesi Tengah yang berarti rahim perempuan dan bermakna kesuburan. (Josua Marunduh)

Baik taiganja dan mamuli merupakan ciri khas peninggalan kebudayaan Austronesia semasa Paleometalik, terang Iksam. Kebudayaan di Nusantara memang identik dengan simbol reproduksi.

Selain mamuli, ada juga dugaan simbol yoni (alat reproduksi perempuan) ada pada gambar cadas di Misool, Papua Barat Daya. Sahabat mungkin juga tidak asing dengan simbol yoni yang ada pada berbagai situs candi di Pulau Jawa dan Sumatera dari batu.