Sepenggal Kisah Pilu dari Balik Tembok Harem Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Selasa, 27 Juni 2023 | 15:00 WIB
Meski dikelilingi kemewahan dan kenyamanan, banyak kisah pilu tentang harem Kekaisaran Tiongkok. Tidak jarang, seorang selir dipaksa untuk bunuh diri atau diabaikan kaisar sampai akhir hayatnya. (Qiu Ying)

Sebagai permaisuri yang paling disukai kaisar, Yang Guifei menjalani kehidupan mewah. Ia menikmati makanan enak dan kesenangan santai bersamanya di Istana Huaqing. (Public Domain)

Saat pasukan An mendekati istana di Chang'an, Kaisar Tang Xuanzong terpaksa melarikan diri ke selatan menuju Chengdu. Saat itu, ia kabur dengan rombongannya dan keluarga Yang. Di tengah perjalanan, penjaga kekaisaran yang tidak puas membunuh Yang Guozhong dan dua saudari Yang lainnya. Mereka melihat keluarga itu sebagai akar dari semua kekacauan yang terjadi.

Para penjaga menolak untuk melanjutkan perjalanan kecuali Yang Guifei juga dihukum mati. “Tentu saja itu menjadi keputusan menyakitkan yang akhirnya harus diambil oleh kaisar,” tambah Lin.

Pernah menjadi wanita paling berkuasa di harem Dinasti Tang Kekaisaran Tiongkok, kehidupan Yang Guifei berakhir secara tragis. Dia kemudian dimakamkan di pinggir jalan dengan sutra ungu tanpa peti mati. Ironisnya, jauh dari upacara pemakaman tradisional yang mewah yang diasosiasikan dengan keluarga Kekaisaran Tiongkok.

Kaisar yang patah hati melanjutkan perjalanannya, kembali setahun kemudian untuk menguburkan Yang Guifei dengan upacara besar. Dikatakan bahwa kaisar tidak pernah melupakan kehilangan tragis dari selir yang dicintainya. Sang kaisar sering menatap dengan sedih lukisan dirinya yang telah dia pesan setelah kembali ke istana.

Harem Dinasti Ming, di mana seorang selir terus menangis hingga akhir hayatnya

Dikenal di masa hidupnya sebagai Selir Gong menjalani kehidupan yang menyedihkan yang jauh dari status kerajaannya. Namanya tidak didokumentasikan secara resmi dan hanya diketahui bahwa dia berasal dari Klan Wang.

Pada tahun 1578, Wang memasuki harem kekaisaran, bekerja sebagai wanita istana untuk Ibu Suri Xiaoding, ibu dari Kaisar Ming Wanli. Dikatakan bahwa saat mengunjungi ibunya, kaisar muda itu menyukai Wang dan mulai menjalin hubungan dengannya.

Terlepas dari hubungan romantis mereka, kaisar sangat malu dengan keberadaan Wang karena status wanita istananya yang rendah. Ketika dia mengandung anaknya, kaisar mengabaikannya dan menolak untuk mengakui hubungan mereka. Hal ini mendorong Ibu Suri Xiaoding untuk menghadapi putranya, menasihatinya untuk menikah dengan Wang.

Pada bulan lunar keempat tahun 1582, Wang secara resmi diangkat menjadi Selir Gong dan melahirkan Zhu Changluo, calon Kaisar Taichang.

Meskipun melahirkan pewaris laki-laki pertama dari keluarga kekaisaran, Selir Gong tidak diperlakukan lebih baik oleh kaisar. Ia tidak dipromosikan setelah melahirkan putra mahkota. Bahkan tidak juga mendapatkan hadiah serta perhatian.

Sebaliknya, kaisar terus menyayangi Permaisuri Mulia Zheng dengan tulis. Putranya Zhu Changxun disukai oleh kaisar yang ingin menjadikannya pewaris. Hal itu merupakan penyimpangan dari tradisi yang menyebabkan konflik istana yang tak berkesudahan.