Nationalgeographic.co.id—Tim ilmuwan yang dipimpin paleoantropolog dari Smithsonian Institution mengungkapkan misteri hominin, kerabat manusia.
Mereka menemukan perilaku kanibalisme sesama hominin pada zaman Pleitosen, sekitar 1,45 juta tahun yang lalu.
Berdasarkan penemuan fosil hominin di Kenya, tampaknya seekor hominin cukup lapar untuk memakan kaki hominin lainnya.
Hasil penelitian tersebut telah dijelaskan di jurnal scientific reports belum lama ini.
Jurnal itu dipublikasikan dengan judul "Early Pleistocene cut marked hominin fossil from Koobi Fora, Kenya" dan merupakan jurnal daring akses terbuka.
Tibia atau tulang kering itu ditandai dengan luka. Tulang itu milik kerabat manusia misterius yang dulu tinggal di tempat yang sekarang merupakan wilayah Kenya.
Penemuan fosil itu mungkin merupakan contoh tertua misteri hominin yang pernah kita lihat, ada perilaku penjagalan sesama hominin pada zaman Pleitosen.
Briana Pobiner dari National Museum of Natural History Smithsonian Institution adalah paleoantropolog yang memimpin tim peneliti.
Mereka melakukan analisis 3-D yang mendetail terhadap potongan tersebut, dan melakukan eksperimen pada tulang kering tersebut.
Mereka mempelajari apa yang mungkin membuat tanda di tulang kering itu. Temuan mereka menunjukkan bahwa tanda-tanda itu dibuat dengan alat-alat batu, seperti pengupasan daging untuk persiapan makan.
"Informasi yang kami miliki memberi tahu kami bahwa hominin kemungkinan besar memakan hominin lain setidaknya 1,45 juta tahun yang lalu," kata Pobiner.
Ada banyak contoh spesies lain dari pohon evolusi manusia yang saling memakan satu sama lain untuk nutrisi. Akan tetapi, penemuan fosil ini menunjukkan bahwa kerabat spesies kita memakan satu sama lain untuk bertahan hidup.