Aliansi Damaskus dan Aleppo Mengakhiri Sejarah Perang Salib Kedua

By Ricky Jenihansen, Kamis, 29 Juni 2023 | 16:00 WIB
Ilustrasi manuskrip abad ke-15 M yang menggambarkan pengepungan Damaskus pada tahun 1148 M dalam sejarah Perang Salib Kedua. (Creative Common)

Nationalgeographic.co.idSejarah Perang Salib Kedua mencatat, pasukan salib yang dipimpin Conrad III dari Jerman adalah yang pertama menderita karena tanpa perencanaan. Kondisi pasukan salib makin terancam setelah Damaskus dan Aleppo bersekutu dan akan mengakhiri sejarah Perang Salib Kedua.

Seperti yang tercatat dalam sejarah Perang Salib Kedua, Pasukan Salib dipimpin oleh raja Jerman Conrad III (memerintah 1138-1152 M) dan Louis VII, raja Prancis (memerintah 1137-1180 M), menurut World History Encyclopedia.

Louis VII terkejut mendengar kegagalan Jerman, tetapi terus maju dan berhasil mengalahkan tentara Kekaisaran Turki Seljuk Raya pada bulan Desember 1147 M menggunakan kavaleri.

Namun, keberhasilan itu berumur pendek. Sebab, pada tanggal 7 Januari 1148 M, Prancis dipukul habis-habisan dalam pertempuran saat mereka melintasi Pegunungan Cadmus.

Louis VII dan pasukannya yang porak poranda akhirnya tiba di Antiokhia pada bulan Maret 1148 M. Dari sana, dia mengabaikan proposal Raymond dari Antiokhia untuk bertempur di Suriah utara dan bergerak ke selatan.

Kurangnya kerja sama antara kedua penguasa, jika desas-desus itu benar, mungkin disebabkan oleh penemuan Louis bahwa istri mudanya Eleanor dari Aquitaine dan Raymond (paman Eleanor) telah melakukan perselingkuhan di bawah hidungnya.

Bagaimanapun, sebuah dewan pemimpin barat diadakan di Acre, dan target Perang Salib sekarang dipilih. Bukan di Edessa yang sudah hancur, melainkan Damaskus yang dikuasai Muslim, ancaman terdekat ke Yerusalem dan tujuan yang bergengsi.

Meskipun Damaskus pernah bersekutu dengan Kerajaan Yerusalem yang dipimpin Pasukan Salib, pergeseran loyalitas antara berbagai negara Muslim membuat fakta ini tidak menjamin masa depan.

Tidak hanya itu, karena dihadapkan pada kebutuhan untuk mengambil setidaknya satu kota besar atau pulang sebagai kegagalan total, Damaskus adalah pilihan terbaik bagi Pasukan Salib.

Pasukan salib yang dipimpin Conrad III dari Jerman adalah yang pertama menderita karena tanpa perencanaan. (Jean Fouquet)

Situasi menjadi lebih mendesak karena sekarang ada prospek yang sangat nyata bahwa Muslim Damaskus dan Aleppo bersekutu. Sekutu ini di bawah komando penakluk ambisius Edessa, Nur ad-Din.

Pasukan Salib tiba di Damaskus pada tanggal 24 Juli 1148 M dan segera memulai pengepungan Damaskus. Namun, setelah hanya empat hari, para pengepung justru merasa kesulitan.