Sejarah Perang Salib Ketiga, Kampanye yang Dipimpin Tiga Raja Eropa

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 1 Juli 2023 | 15:00 WIB
Frederick I Barbarossa (m. 1152-1190 M), diapit oleh putra-putranya. Dalam sejarah Perang Salib Ketika Frederick meninggal dalam perjalanan. (Creative Common)

Nationalgeographic.co.id—Sejarah Perang Salib ketiga dimulai setelah Salahudin al Ayyubi, atau yang dikenal dengan Saladin merebut kembali Yerusalem dari pasukan salib. Kampanye militer sejarah Perang Salib kembali diserukan oleh Paus dan dipimpin oleh tiga raja Eropa.

Dalam sejarah Perang Salib Ketiga, karena dipimpin oleh tiga raja paling berpengaruh di Eropa, oleh karena itu dikenal juga dengan 'Perang Salib Para Raja' menurut catatan World History Encyclopedia.

Ketiga pemimpin tersebut adalah: Frederick I Barbarossa, Raja Jerman dan Kaisar Romawi Suci (memerintah 1152-1190 M), Philip II dari Prancis (memerintah 1180-1223 M) dan Richard I 'si Hati Singa' dari Inggris (memerintah 1189 -1199 M).

Dalam perjalanannya, memang ada beberapa kemenangan, terutama direbutnya Acre dan pertempuran Arsuf. Tapi terlepas dari itu semua, termasuk silsilah mereka, sejarah Perang Salib Ketiga adalah sebuah kegagalan, Kota Suci bahkan tidak pernah diserang.

Kematian Frederick I BarbarossaFrederick I Barbarossa adalah raja pertama yang melakukan mobilisasi dalam sejarah Perang Salib ketiga, dan dia melakukan perjalanan dengan pasukannya melalui darat melalui Trakia pada musim semi tahun 1190 M.

Sementara itu, Kaisar Bizantium Isaac II Angelos (memerintah 1185-1195 M) sangat khawatir dengan perjalanan paskan salib barat, mengingat saat mereka melewati wilayah Kekaisaran Bizantium, selalu ada banyak kekacauan, perampokan dan pemerkosaan.

Dari sisi lain, orang barat sangat curiga terhadap aliansi baru Kekaisaran Bizantium dengan Saladin, sebuah perasaan yang didasarkan pada beberapa kenyataan.

Kecurigaan tersebut muncul karena Isaac mencoba menghalangi perjalanan Pasukan Salib menuju Timur Tengah. Padahal Isaac hanya tidak ingin pasukan salib membuat banyak kekacauan di wilayah Kekasiaran Bizantium.

Ketika Frederick menduduki Adrianopel di Trakia, Bizantium memang cukup membantu sesama orang Kristen. Namun, Kaisar tidak diragukan lagi merasa lega setelah Jerman masuk ke Anatolia.

Kemudian bencana melanda pada tanggal 10 Juni 1190. Kaisar Romawi Suci tenggelam dalam suatu kecelakaan, jatuh dari kudanya ke (atau menderita serangan jantung saat berenang di) Sungai Saleph di Kilikia selatan masih dalam perjalanan menuju Tanah Suci.

Kematian Frederick, dan kemudian bencana wabah disentri, mengakibatkan sebagian besar pasukannya tewas atau memutuskan untuk pulang dengan susah payah dalam kesedihan.

Perang Salib ketiga sekarang hanya bergantung pada tentara Inggris dan Prancis, sekutu sementara yang tidak terlalu menyukai satu sama lain di saat-saat terbaik.