Nationalgeographic.co.id - Peneliti dunia hewan telah menemukan rahasia kemahiran penciuman kucing dalam mengendus makanan, teman, dan musuhnya.
Kumpulan rumit dari struktur jalan napas bertulang yang melingkar rapat ini mendapat pujian dari para peneliti, hal ini dikarenakan menurut analisis terperinci pertama dari jalan napas hidung kucing domestik telah memberikan jawaban yang mungkin selama ini mereka cari.
Para peneliti membuat model komputer 3-D dari hidung kucing dan menyimulasikan bagaimana menghirup udara yang mengandung bau makanan kucing biasa akan mengalir melalui struktur melingkar.
Mereka menemukan bahwa udara terpisah menjadi dua aliran, satu yang dibersihkan dan dilembapkan serta yang lainnya mengirimkan bau dengan cepat dan efisien ke sistem yang bertanggung jawab untuk mencium—daerah penciuman.
Intinya, menurut para peneliti, hidung kucing berfungsi sebagai kromatografi gas yang sangat efisien dan berfungsi ganda. Ibarat alat yang ada di laboratorium, mendeteksi dan memisahkan bahan kimia dalam bentuk uap. Faktanya, hidung kucing sangat efisien dalam hal ini sehingga strukturnya dapat menginspirasi perbaikan kromatografi gas yang digunakan saat ini.
Meskipun hidung aligator yang panjang juga ditemukan meniru kromatografi gas. Namun para peneliti berteori bahwa kepala kucing yang kompak mendorong perubahan evolusioner yang menghasilkan struktur jalan napas labirin yang tidak hanya pas, tetapi juga membantu kucing beradaptasi dengan lingkungan yang beragam.
"Ini desain yang bagus jika Anda memikirkannya," kata Kai Zhao, profesor otolaringologi di Fakultas Kedokteran Negara Bagian Ohio dan penulis senior studi tersebut.
"Di dunia hewan, bagi mamalia, penciuman sangatlah penting dalam menemukan mangsa, mengidentifikasi bahaya, menemukan sumber makanan, dan melacak lingkungan. Faktanya, seekor anjing dapat mengendus dan mengetahui apa yang telah lewat—apakah itu teman atau bukan?" tutur Zhao. "Itu sistem penciuman yang luar biasa—dan saya pikir berpotensi ada cara berbeda untuk berevolusi sehingga dapat meningkatkannya.”
"Dengan mengamati pola aliran ini dan menganalisis detail aliran ini, kami pikir mereka bisa menjadi dua zona aliran berbeda yang melayani dua tujuan berbeda," ujarnya.
Temuan luar biasa ini telah dipublikasikan di jurnal PLOS Computational Biology pada 29 Juni 2023 bertajuk “Domestic cat nose functions as a highly efficient coiled parallel gas chromatograph.”
Laboratorium Zhao sebelumnya telah membuat model hidung tikus dan manusia untuk mempelajari pola aliran udara, tetapi model kucing beresolusi tinggi dan percobaan simulasi adalah yang paling rumit hingga saat ini. Hal ini berdasarkan mikro-pindai CT kepala kucing dan identifikasi tingkat mikroskopis dari jenis jaringan di seluruh rongga hidung.