Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia Menuju Net Zero Emission 2060

By National Geographic Indonesia, Kamis, 6 Juli 2023 | 19:30 WIB
Dari gelombang laut saja, potensi energi yang bisa diperoleh mencapai 1.200 MW. Indonesia EBTKE ConEx 2023 bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan sektor industri mengenai manfaat dan potensi energi terbarukan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id—Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) siap mendukung penuh upaya Pemerintah Indonesia dalam mencapai penurunan emisi 31 persen pada 2030. Pernyataan itu mereka sampaikan jelang perhelatan Indonesia EBTKE ConEx 2023 pada 12-14 Juli 2023.

METI, yang berdiri pada 1999, merupakan sebuah organisasi nirlaba yang aktif mempromosikan dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. METI berkomitmen memberi kontribusi positif dalam menghasilkan ide dan solusi untuk mengatasi masalah global terkait energi dan mengurangi ketergantungan akan energi fosil.

Sebagai wadah yang mewakili berbagai pemangku kepentingan di sektor energi terbarukan di Indonesia, pencapaian penurunan emisi menjadi prioritas. Pencapaian ini merupakan salah satu pilar utama dalam transformasi sektor energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap sumber energi fosil yang terbatas, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, serta menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Ketua Umum METI, Wiluyo Kusdwiharto.

Sejalan dengan arah global dalam menghadapi perubahan iklim, METI menekankan pentingnya langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk memenuhi target penurunan emisi 31 persen pada 2030. Besaran ini seperti yang tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution Republic of Indonesia 2022.

Dalam konteks ini, METI memandang perlu adanya komitmen yang lebih kuat dari pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendukung bagi industri energi terbarukan.

“METI siap untuk bekerja sama dengan pemerintah, institusi akademik, dan sektor swasta untuk mewujudkan penurunan emisi 31 persen pada 2030. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen yang tegas, Indonesia dapat mencapai transformasi energi yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata dalam upaya global dalam mengatasi perubahan iklim,” ujar Wiluyo.

Memperkuat Komitmen Bersama: METI dalam memimpin dan menciptakan momentum perubahan menuju Net Zero Emission di Pameran EBTKE Conex 2023. Dari kiri: Michael Bayu, Direktur Dyandra Promosindo; Wiluyo Kusdwiharto, Ketua Umum METI; dan Eka Satria, Ketua Panitia Acara Indonesia EBTKE 2023 ConEx ke-11. (METI)

Ketua Steering Committee Indonesia EBTKE ConEx 2023, Eka Satria, menambahkan, ada beberapa alasan penyelenggaran Indonesia EBTKE ConEx 2023 menjadi sangat penting.

Pertama, untuk mendukung transisi menuju energi bersih. Indonesia EBTKE ConEx 2023 bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan sektor industri mengenai manfaat dan potensi energi terbarukan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.

Melalui pameran ini, inovasi-inovasi terkini dalam energi terbarukan dapat dipamerkan dan didiskusikan untuk mendorong penggunaan energi bersih di Indonesia. 

“Kedua, peluang investasi. Pameran ini memberikan kesempatan bagi pelaku industri energi terbarukan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjalin hubungan bisnis dan menjajaki peluang investasi di sektor energi terbarukan di Indonesia. Hal ini akan mendorong peningkatan investasi dalam pengembangan infrastruktur energi terbarukan dan mempercepat pertumbuhan industri tersebut,” ungkap Eka Satria. 

Selanjutnya, menurut Eka Satria, yang ketiga adalah pameran ini menjadi ajang untuk berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat, untuk berinteraksi, berbagi pengetahuan, dan membangun kemitraan strategis.

Kolaborasi lintas sektor ini akan memperkuat upaya bersama dalam menghadapi tantangan energi terbarukan dan menciptakan solusi yang berkelanjutan.

“Pameran ini akan memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk mempelajari lebih lanjut tentang energi terbarukan dan dampaknya bagi keberlanjutan lingkungan. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang energi terbarukan, diharapkan akan terjadi perubahan perilaku dan kesadaran dalam memanfaatkan energi secara efisien dan berkelanjutan,” tuturnya.

Direktur Dyandra Promosindo, Michael Bayu A Sumarijanto, menjelaskan bahwa ajang ini menghadirkan konferensi, special sessions, youth programs, pelatihan, podcast, business matching dan business presentation, focus group discussion, showcase corner, green job fair, greentech/cleantech startup, dan pameran tentang teknologi, kebijakan, dan praktik-praktik solusi terkait energi bersih berkelanjutan. 

Selain mengedukasi publik tentang pentingnya pengembangan energi terbarukan di Indonesia, ajang Indonesia EBTKE ConEx 2023 juga menjadi ajang pameran inovasi teknologi terkini dalam bidang energi terbarukan.

Para peserta akan memiliki kesempatan untuk melihat langsung teknologi terbaru dalam energi surya, angin, hidro, biomassa, dan energi laut.

Pameran ini akan mendorong peningkatan kesadaran akan perkembangan teknologi terbaru dan mendorong adopsi teknologi energi terbarukan yang lebih luas di Indonesia.

“Selama rangkaian penyelenggaraan, ada program vokasi yang didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; bincang-bincang (talkshow) dengan pelaku startup di sektor energi terbarukan; maupun sesi berbagi oleh para pakar di bidang masing-masing,” kata Michael. 

Selain dijadwalkan dibuka langsung Presiden RI Joko Widodo dan dihadiri Menteri ESDM Arifin Tasrif, beberapa pembicara yang hadir berpartisipasi di ajang Indonesia EBTKE ConEx 2023 adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani; Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar; Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kiki Yulianti; influencer Cinta Laura.