Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani, Priam adalah raja terakhir Troy. Dia memerintah kota selama Perang Troya dan memiliki hubungan baik dengan awal maupun akhirnya.
Masa Kecil Dijual Jadi Budak
Mitosnya menarik iba dari banyak orang yang mendengarnya dan berfungsi sebagai pengingat bahwa keluarga adalah aspek terpenting dalam kehidupan.
Priam adalah putra bungsu Raja Laomedon. Namanya saat lahir adalah Podarces. Saat dia masih kecil, ayahnya menjanjikan saudara perempuannya Hesione untuk menikah dengan Hercules, pahlawan besar Yunani.
Namun, raja mengingkari janjinya. Sebagai tindakan balas dendam, Hercules menyerang Troy dan membunuh semua putra Raja Laomedon, kecuali Podarces, yang menyelamatkan dirinya dengan menawarkan kerudung emas kepada Hercules.
Dia ditangkap dan dijual sebagai budak. Untungnya, Hesione membelinya di pasar budak dan mengganti namanya menjadi Priam untuk melindungi identitas aslinya.
Ketika masih kecil, Priam ditempatkan di atas takhta Troy oleh Hercules. Dia tumbuh menjadi raja dan terbukti lebih dari mampu memikul tanggung jawab.
Priam dikenal sebagai penguasa yang jujur saat dia memperluas pemerintahan Troya dan membawa kemakmuran bagi rakyat. Ujiannya yang sebenarnya sebagai raja, tidak akan datang sampai bertahun-tahun kemudian.
Dalam mitologi Yunani kuno, kisah Priam penuh dengan kesedihan dan tragedi. Hidupnya penuh duka, dari masa kanak-kanak hingga hari terakhirnya.
Awal Perang
Prajurit Yunani yang terkenal, Hercules, telah menculik Hesione. Karena dia pernah menyelamatkan Priam, dia merasa harus melakukan hal yang sama untuknya.
Tidak dapat melakukan perjalanan sendiri, dia mengirim putranya, Paris, untuk menaklukkan misi tersebut. Tapi bukannya membawa kembali Hesione, Paris menangkap Helen, istri Raja Sparta.