Nationalgeographic.co.id - Kebanyakan orang akrab dengan sejarah Black Death atau Kematian Hitam yang melanda abad pertengahan. Peristiwa ini membunuh lebih dari setengah populasi benua dalam waktu setengah dekade antara kedatangan pertamanya di Italia pada tahun 1347 dan akhir gelombang pertama pada awal tahun 1350-an.
Namun yang sama pentingnya adalah apa yang terjadi setelah Black Death. Bagaimana Eropa mengatasi peristiwa apokaliptik ini secara logistik, ekonomi, dan psikologis?
Efek Penurunan Populasi
Mungkin aspek kehidupan yang paling nyata setelah Kematian Hitam adalah tingkat kematian yang telah terjadi. Ini memiliki dua dampak besar setelah wabah.
Pertama, orang perlu menyesuaikan secara psikologis dengan meninggalnya orang yang mereka cintai. Orang-orang telah dikuburkan dengan cepat selama wabah untuk menghindari penyebaran kontaminasi lebih lanjut.
Setelahnya, orang memerlukan waktu berduka dan mencoba memproses apa yang telah terjadi. Sering kali hal ini memiliki ujung yang menyeramkan, seperti ketika orang mencari seseorang untuk disalahkan.
Ada pogrom (serangan kekerasan) orang Yahudi Eropa di seluruh benua segera setelah epidemi karena penganut Yudaisme menjadi kambing hitam atas penderitaan orang Kristen.
Ada kekurangan tenaga kerja besar-besaran akibat wabah selama beberapa dekade mendatang. Ketika ini terjadi, para petani dan buruh Eropa tiba-tiba menemukan diri mereka dalam posisi yang sangat menguntungkan ketika upah meroket.
Namun, tak lama kemudian, pemerintah-pemerintah yang sangat ingin mencegah golongan lebih rendah memperoleh terlalu banyak kekuasaan, memperkenalkan undang-undang seperti Statuta Buruh yang disahkan di Inggris pada tahun 1351. Hal ini membatasi kenaikan upah dan bahkan kemampuan untuk meminta kenaikan gaji.
Terlepas dari langkah-langkah ini, tidak ada keraguan bahwa para pekerja menemukan diri mereka dalam posisi yang lebih menguntungkan selama beberapa dekade setelah Black Death.
Kematian Hitam Menyebabkan Renaisans
Black Death berkontribusi besar terhadap munculnya Renaisans di Italia. Wabah telah memicu krisis dalam politik Eropa Abad Pertengahan Akhir. Tiba-tiba, pemerintah harus mulai bereaksi dengan cepat dan efisien terhadap penyebaran wabah.