Jiwa-jiwa yang menuju ke Elysium pertama-tama akan minum dari Sungai Lethe dan melupakan penderitaan mereka di Bumi.
Bagi kebanyakan orang, kenikmatan Elysium sama sekali tidak terjangkau. Hanya manusia yang paling terhormat, biasanya putra dan putri para dewa, yang pernah pergi ke sana.
Sementara orang jahat disiksa di Tartarus, rata-rata orang hanya memiliki sedikit harapan untuk kehidupan selanjutnya.
Hampir setiap orang, terlepas dari kelas, perbuatan, atau pengabdian kepada para dewa, menghabiskan keabadian di Dataran Asphodel di jantung dunia bawah.
Lokasi ini adalah keberadaan yang suram. Jiwa orang mati direduksi menjadi bisikan belaka, selamanya berkeliaran di dunia bawah tanpa tujuan, pemikiran rasional, atau emosi.
Beberapa penulis Yunani bahkan mengklaim bahwa jiwa-jiwa yang dikirim ke alam Hades sepenuhnya melupakan kehidupan dan identitas mereka. Mereka benar-benar kosong dan kehilangan kepribadian mereka sebelumnya.
Referensi Modern
Banyak Neopagan percaya Elysium sebagai surga berlapis-lapis, dengan ladang hijau subur dan aliran air dan anggur yang menggelegak.
Untuk Neopagan yang sangat berbudi luhur, mereka dapat memperoleh akses ke Kota Emas dan menikmati keabadian yang bahagia.
Referensi lebih lanjut dibuat untuk Elysium pada tahun 1972, dengan penamaan Elysium Mons, sebuah gunung berapi di wilayah vulkanik, Elysium, di Mars.
Pada 2013, sebuah film fiksi ilmiah dirilis berjudul Elysium. Plotnya menceritakan kisah warga yang sangat kaya yang tinggal di surga buatan manusia yang disebut Elysium.