Nationalgeographic.co.id - Sphinx adalah makhluk mengerikan dalam mitologi yang memiliki rupa manusia, tubuh singa, dan sayap elang.
Menurut mitologi Yunani, sphinx dikirim oleh para dewa untuk menghukum Kota Thebes di Yunani. Selain Yunani kuno, kebudayaan lain juga mengenal ikon Sphinx. Misalnya, orang Arab mengenal Sphinx yang terkenal di Mesir, yang saat ini disebut sebagai Sphinx Giza (Abu al-Hawl).
Bila kita mendengar kata sphinx, yang muncul di benak biasanya adalah Sphinx Agung (The Great Sphinx) yang ada di Giza, Mesir. Berusia ribuan tahun, Sphinx Agung menjadi daya tarik wisatawan dari segala penjuru dunia.
Pernahkan Anda bertanya-tanya: Siapa yang membangun Sphinx Agung yang paling terkenal di dunia itu?
Makhluk mitologi yang penting
Sphinx adalah makhluk mitologi penting dalam mitologi Asia, Yunani, dan Mesir. “Biasanya digambarkan memiliki tubuh singa dan kepala manusia,” tutur Lucy Davidson di laman History Hit.
Di Mesir kuno, sphinx dianggap sebagai pelindung spiritual dan paling sering digambarkan sebagai laki-laki. Sphinx mengenakan hiasan kepala firaun, seperti halnya Sphinx Agung Giza yang terkenal itu.
Makhluk mitologi sering ditempatkan di dalam kompleks kuil dan makam. Sphinx Alley di Mesir Hulu, jalan sepanjang 3,2 kilometer ini dilengkapi dengan patung sphinx. Jalan ini menghubungkan kuil Luxor dan Karnak.
Siapa yang membangun sphinx paling terkenal di dunia yang ada di Mesir?
“Sphinx paling terkenal di dunia, dan yang tertua, berada di Mesir di sebelah Piramida Agung Giza,” tulis Konstantin Borisoc di laman Ancient Origins. Sebuah monumen monolitik besar dengan panjang 73 meter dan tinggi 20 meter, Sphinx Agung diukir dari satu massa batu kapur alami di daerah itu. Menurut arkeologi konvensional, Sphinx Giza berasal dari tahun 2500 Sebelum Masehi.
Pertanyaan utama para arkeolog adalah siapa yang membangun Sphinx Agung ini di Mesir dan mengapa? Arkeolog setuju bahwa Sphinx dibangun oleh Firaun Khafre dan dibangun untuk menghormati dewa matahari Ra. Namun ini hanya asumsi, karena tidak ada satu pun prasasti atau papirus yang mengidentifikasi Khafre.
Rujukan ke Sphinx dalam teks Mesir kuno dapat diidentifikasi sebagai Anubis raksasa di Giza, klaim Robert Temple dalam Sphinx Mystery. Seperti yang dikutip oleh ahli Mesir kuno, James Allen, di Smithsonian Magazine, “Kami tidak memiliki bukti kuat tentang apa yang dipikirkan oleh pembuatnya tentang Sphinx itu.”
Berbagai teori seputar Sphinx Agung di Mesir
Sementara itu Dr. Robert Schoch, ahli geologi dan profesor dari Boston University, meneliti pola pada Sphinx. Ia menemukan bahwa pola pelapukan tersebut tidak mungkin disebabkan oleh angin, melainkan hanya hujan lebat. Pengamatan ini mengarah pada pertimbangan bahwa Sphinx dibuat jauh sebelum 2500 Sebelum Masehi. Mengapa? Karena hujan lebat seperti itu tidak ada di era 2500 Sebelum Masehi.
Namun jika teori ini akurat, mengapa pola tersebut tidak ada di monumen lain di sekitarnya, termasuk Piramida Giza?
Teori lain yang mendukung hal ini menyatakan bahwa Sphinx diorientasikan menurut konstelasi Leo karena letaknya kira-kira 10.000 Sebelum Masehi. Namun, para arkeolog telah membuktikan bahwa teori itu salah.
Seperti yang dilaporkan oleh Smithsonian Magazine, Edgar Cayce, seorang nabi zaman modern, meramalkan bahwa Sphinx di Mesir dibangun pada tahun 10500 Sebelum Masehi oleh bangsa Atlantis. Menurut sang peramal, terdapat sebuah ruang rahasia yang terletak di bawahnya yang disebut Hall of Records. Ruang itu berisi rahasia-rahasia dan kebijaksanaan peradaban Atlantis dan umat manusia.
Gagasan ruang rahasia ini juga diterima oleh para Rosicrucian, yang kita tahu memiliki pengetahuan yang tidak dapat diakses oleh kebanyakan orang. Sejak itu, banyak yang mencari ruangan dan terowongan di bawah Sphinx Agung di Mesir. “Instrumen modern baru-baru ini memang menemukan rongga di bawah Sphinx Giza yang bisa jadi adalah ruangan,” tambah Borisov.
Ruang rahasia Sphinx
Dalam bukunya Secret Chamber: The Quest for the Hall of Records, Robert Bauval menyebutkan bahwa mantan Menteri Kepurbakalaan di Mesir, Zahi Hawass, menggali di depan Sphinx. Ia menemukan granit merah sebagai pengganti batu gamping alami. Bauval berpendapat bahwa ini bisa berarti ada sesuatu di bawah Dataran Tinggi Giza.
Beberapa orang berpendapat bahwa ruangan itu telah ditemukan dan dirahasiakan. Pendapat itu dikaitkan dengan ramalan Cayce.
Hilangnya hidung Sphinx Agung
Saat ini, yang paling menonjol dari Sphinx Agung Giza adalah ketiadaan hidung, seakan dirusak dengan sengaja. Siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya hidung Sphinx Agung Giza ini?
Tidak jelas kapan hidung monumen tersohor ini menghilang, siapa yang menghancurkannya dan apa alasannya. Meski belum terbukti, banyak yang melemparkan kesalahan pada pasukan Napoleon Bonaparte. Lainnya berpendapat bahwa Muhammad Sa'im al-Dahr ada hubungannya dengan perusakan hidung Sphinx Agung Giza ini.
Hingga kini, Sphinx Agung masih menjadi daya tarik utama, baik bagi wisatawan dan sejarawan.