Nationalgeographic.co.id—Arachne adalah seorang penenun terampil mitologi Yunani yang sangat membanggakan. Kemampuannya menarik perhatian dewi Athena, yang dikenal sebagai Minerva dalam mitologi Romawi.
Namanya kemudian digunakan untuk kata-kata seperti arakhnid dan arachnofobia. Kisah Arachne dikenal sebagai wanita yang dikutuk oleh Athena menjadi laba-laba untuk hidup menenun jaring.
Dalam mitologi Yunani Kuno, dewa dan dewi sering berinteraksi dengan manusia biasa. Dalam kebanyakan kasus, para dewa Yunani melakukan tindakan yang layak dipuji dan disembah. Namun, beberapa interaksi menyoroti sifat pendendam para dewa.
Salah satu kisah penting yang menampilkan kekuatan para dewa adalah tentang Arachne. Sebuah tantangan pun terjadi, menunjukkan apa yang terjadi ketika Anda menantang para dewa dan menjadi terlalu sombong.
Menurut mitos tersebut, Arachne adalah seorang penenun yang sangat terkenal dan berbakat. Dia sangat bangga dengan keahliannya sehingga dia menantang dewi Athena untuk mengikuti kontes untuk melihat siapa yang terbaik.
Arachne adalah manusia tanpa kekuatan seperti dewa atau status pahlawan. Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan awalnya. Beberapa catatan mengatakan bahwa dia adalah putri seorang gembala yang mempelajari seni menenun atas kemauannya sendiri.
Dia memiliki banyak bakat, seperti berperang, menenun, kebijaksanaan, kerajinan tangan, dan belajar - dan dia tidak menerima tantangan itu dengan ramah. Dia menerimanya, berharap untuk menempatkan Arachne di tempatnya dan mengajarkan rasa hormatnya.
Namun, sejarah Arachne yang paling diterima adalah bahwa dia adalah seorang gadis dari Lydia. Seorang putri Idmon dari Colophon, Arachne secara alami dikelilingi oleh linen hampir sepanjang hidupnya. Idmon adalah seorang pencelup linen terkenal yang membasahi pakaian dengan warna ungu.
Di kemudian hari, Arachne dilaporkan menemukan kain linen dan jaring berkat kehebatannya menenun. Sementara itu, putranya Closer memperkenalkan spindel, yang pada akhirnya mengarah pada pembuatan wol.
Sebuah Pelajaran tentang Keangkuhan
Terlepas dari latar belakangnya, semua cerita tentang Arachne menyebutkan bakatnya. Menenun Arachne tidak ada duanya, dan dia dilaporkan membual tentang keahliannya.
Dia bahkan mengatakan bahwa tenunannya lebih baik dari Athena. Jelas, tindakan sombong itu menarik perhatian sang dewi sendiri.
Di Yunani Kuno, keterampilan dianggap sebagai hadiah dari para dewa dan dewi. Mereka yang menunjukkan keterampilan luar biasa sering berterima kasih kepada dewa yang tepat karena memberikan bakat itu kepada makhluk fana mereka. Praktik standar ini menghadirkan masalah unik untuk Arachne.
Athena adalah dewi dari banyak talenta dalam mitologi Yunani. Selain menjadi dewi peperangan, dia memimpin kebijaksanaan, kerajinan tangan, dan bahkan menenun.
Kutukan Athena Mengubah Arachne Menjadi Laba-laba
Versi pertama dari cerita ini adalah yang paling banyak diceritakan kembali. Di dalamnya, Athena melihat kesombongan diri Arachne sebagai tantangan langsung kepada para dewa.
Dalam Metamorfosis Ovid, Athena menyamar sebagai wanita tua untuk menyampaikan peringatan lisan kepada Arachne. Ketika itu tidak berhasil, dia memperkenalkan dirinya dan menantang Arachne.
Untuk memberinya pelajaran, Athena menganyam empat cerita sebagai peringatan. Kisah-kisah ini menggambarkan apa yang terjadi pada manusia yang mengira mereka setara dengan dewa. Mereka menampilkan hukuman yang mengerikan, memperingatkan Arachne apa yang akan terjadi jika dia melanjutkan perilaku sombongnya.
Sayangnya, Arachne tidak mengingat pesan itu. Alih-alih mengindahkan peringatan itu, Arachne membalas dengan menenun empat lantainya sendiri. Namun, itu menunjukkan contoh ketika dewa menghukum manusia tanpa alasan yang jelas. Dia memanggil para dewa dan menyoroti hukuman mereka yang tidak adil.
Tenunan Arachne tidak menempatkan para dewa dalam cahaya yang baik, yang membuat marah Athena.
Merasa terhina dan marah atas penggambaran yang tidak menarik, Athena mengutuk penenun muda Lydia. Beberapa penceritaan kembali mengatakan bahwa Athena melemparkan racun Hecate ke Arachne. Yang lain mengatakan dia menggunakan kekuatan ketuhanannya.
Arachne berubah menjadi laba-laba dan dikutuk untuk hidup menenun jaring. Orang Yunani kuno menggunakan kisah Arachne sebagai alegori untuk kesombongan dan menggunakannya untuk menjelaskan mengapa laba-laba terus-menerus memintal jaringnya.
Kisah Peringatan Akibat Kesombongan
Kisah Arachne merupakan peringatan tentang kesombongan dan masalah yang dapat ditimbulkannya. Bualan Arachne mengakibatkan kematiannya pada akhirnya.
Dia dipaksa untuk hidup dalam keabadian sebagai salah satu serangga yang paling ditakuti. Hal ini adalah bentuk keadilan puitis yang digunakan orang Yunani Kuno untuk tetap rendah hati.
Kisah itu juga berbicara tentang kekuatan yang kejam dan kekuatan yang baik. Melalui iterasi yang berbeda, Athena bereaksi dengan kuat. Apakah dia mengasihani Arachne atau mengubahnya menjadi kemarahan buta, perasaannya yang seperti manusia memiliki konsekuensi besar.
Sementara sang dewi memiliki hak untuk melakukan apa yang diinginkannya, cerita tersebut menyoroti bagaimana emosi dapat mendorong dewa menjadi tidak adil terhadap manusia.
Kisah ini bukan pertama kalinya Athena mengubah yang lain dalam mitologi Yunani. Dia juga menciptakan Medusa dalam keadaan marah. Kisah Arachne hanya memperkuat sifat dewi yang berubah-ubah.