Nationalgeographic.co.id–Pepatah menyebutkan bahwa di belakang setiap pria hebat ada wanita hebat. Tampaknya pepatah itu benar-benar berlaku untuk Raja Makedonia, Aleksander Agung. Ia berhasil menaklukkan sebagian besar dunia yang dikenal pada abad keempat Sebelum Masehi. Dan prestasi itu berkat campur tangan ibunya, Ratu Olympias.
Kepemimpinan Olympias berhasil membentuk kemampuan putranya untuk menyatukan dunia kuno. Di zamannya, Makedonia menjadi salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah dunia.
Siapa itu Olympias?
Olympias, lahir sekitar tahun 375 Sebelum Masehi, adalah putri Raja Neoptolemus dari Epirus. “Epirus adalah sebuah kerajaan di barat daya Makedonia,” tulis William DeLong di laman All That’s Interesting.
Dia bertemu suaminya, Raja Philip II (ayah Aleksander Agung), di Pulau Samonthrace di Aegean. Ketika Philip II menatapnya, dia jatuh cinta dengan rambut merahnya dan temperamennya yang berapi-api. Hal itu disebutkan oleh sejarawan Yunani kuno Plutarch.
Pada saat yang sama, pernikahan antara keduanya diatur oleh pamannya, Raja Arybbas. Pernikahan mereka membantu memperkuat aliansi Philip II dengan Epirus. Apapun motivasinya, mereka menikah pada tahun 357 Sebelum Masehi.
Melahirkan seorang pemimpin dunia yang hebat
Legenda mengatakan bahwa Olympias dan Philip II mendapat penglihatan pada malam pernikahan mereka. Dalam penglihatan itu, Olympias akan mengandung seorang pemimpin dunia yang hebat. “Kurang dari setahun kemudian, Aleksander Agung lahir,” ungkap DeLong.
Legenda juga menyatakan bahwa pada hari kelahiran Aleksander, ibunya bersumpah untuk menjadikannya sebagai seorang raja. Olympias akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya dan dengan demikian Aleksander mulai naik ke tampuk kekuasaan.
Pertama dan terpenting, Olympias tidak ingin orang lain merusak peluang Aleksander untuk naik takhta. Salah satu pesaing yang berpotensi adalah saudara tirinya Philip Arrhidaeus. Untuk menyingkirkannya, Philip Arrhidaeus diracun oleh Olympias.
Olympias membesarkan Aleksander muda untuk bangga dengan warisannya. Keluarganya mengaku sebagai keturunan Achilles, dewa Yunani dan pahlawan Perang Troya. Aleksander kemudian melakukan perjalanan ke Troya untuk memberi hormat kepada leluhurnya. Ia pun membawa salinan The Iliad bersamanya setiap saat.
Sepak terjang sang ratu dalam menyingkirkan pesaingnya
Pada tahun 337 Sebelum Masehi, Philip II bosan dengan Olympias. Ia juga berada di bawah tekanan untuk menikah dengan seorang bangsawan murni. Pasalnya, saat itu muncul desas-desus bahwa Philip II bukan keturunan Makedonia tulen.
Raja yang paham politik memutuskan untuk menceraikan Olympias setelah 20 tahun menikah. Ia pun mengatur pernikahan dengan Cleopatra-Eurydice, seorang wanita bangsawan di Kerajaan Makedonia.
Tindakan sang raja memicu kemarahan Olympias. Ratu yang murka itu pun membunuh Cleopatra dan bayi perempuannya. Legenda mengatakan bahwa Olympias mengirim algojo ke Cleopatra dengan tiga hadiah - tali, belati, dan racun. Istri baru sang raja disuruh untuk memilih “nasibnya”.
Bagaimana dengan Philip II? Ia pun tidak mengalami nasib yang baik. Philip II kemudian dibunuh oleh salah satu pengawalnya sendiri di pesta pernikahan tahun 336 Sebelum Masehi. Detailnya masih belum jelas tetapi beberapa sejarawan pada zaman itu mengeklaim bahwa Olympias mungkin berada di balik pembunuhan itu.
Alesander Agung menggantikan sang ayah menjadi Raja Makedonia
Aleksander kemudian naik ke takhta Makedonia. Saat itu, ibunya mengatakan kepadanya bahwa Zeus adalah ayah kandungnya. Olympias bermaksud untuk meningkatkan semangat putranya untuk memimpin dan menaklukkan dunia.
Selama 14 tahun berikutnya, Kerajaan Makedonia berkembang hingga membentang sejauh 4.800 km dari Spanyol hingga India.
Aleksander Agung menggunakan perkawinan politik, perjanjian, dan kekuatan untuk menyatukan dunia Barat dalam sebuah kerajaan besar. Ia terus menaklukkan banyak wilayah sampai kematiannya yang mendadak pada tahun 323 Sebelum Masehi.
Apa yang terjadi setelah kematian Aleksander Agung?
Setelah kematian Aleksander Agung, Olympias berusaha agar cucunya, Aleksander IV, menjadi Raja Makedonia. Seorang wakil penguasa bernama Cassander memerintah menggantikan cucunya setelah serangkaian perang suksesi. Idenya adalah bahwa Cassander akan menyerahkan takhta sampai Aleksander IV dewasa dan siap memimpin.
Namun tindakan itu tidak membuat mantan Ratu Makedonia itu tenang. Ia khawatir Cassander akan mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan. Olympias pun menginvasi Makedonia dengan pasukannya sendiri dari Epirus. Saat itu, Epirus dipimpin oleh sepupunya.
Tentara Olympias berhasil menangkap ratusan orang yang setia kepada wakil penguasa. Semua pengikut Cassander dieksekusi secara brutal pada tahun 317 Sebelum Masehi.
Sayangnya bagi Olympias, invasi ke Makedonia gagal dan Cassander tetap hidup. Dia menangkap ratu dan awalnya berjanji untuk menyelamatkannya. Namun rupanya, Cassander mengingkari janji itu dan mengeksekusi Olympias pada tahun 316 Sebelum Masehi.
Sejarawan menyebut Olympias suka ikut campur, sombong, dan keras kepala. Tapi tanpa pengaruh dan campur tangannya, Aleksander Agung mungkin tidak akan menjadi sosok legendaris yang kita kenal sekarang.