Tatalu (musik pembuka) mengawali pertunjukan sebagai tanda dimulainya tarian. Para ronggeng dan buruh menari bersama. Ronggeng menari dengan menonjolkan goyangan pinggul. Setelah menari, ronggeng akan menerima uang sawer.
"Ongkos yang harus dikeluarkan buruh untuk menikmati hiburan tersebut tidaklah kecil," sambung Imadudin.
Mereka bisa saja menghabiskan seluruh uang hasil jerih payahnya bekerja untuk kesenangan sesaat. Hal itu juga membawa mereka kepada kondisi yang sulit secara finansial.
Bagi tuan kebun, hiburan tersebut merupakan strategi 'menghibur sambil mengikat', mengambil hati para buruh dan rakyat Subang sekaligus sebagai siasat menjinakkan mereka.
Pegawai perkebunan harus 'diikat', takut-takut mereka melarikan diri dan meninggalkan perkebunan, menanggalkan pekerjaannya, sehingga hiburan itu menjadi salah satu siasatnya.
Siasatnya, menir perkebunan berusaha menghisap kembali pendapatan buruh melalui tangan ketiga. Pihak perkebunan sengaja membuka jalan bagi orang Cina untuk masuk dalam situasi keuangan yang sulit, uang yang dihabiskan untuk sawer.
"Orang Cina memanfaatkan situasi dengan memberi pinjaman kepada para buruh yang kehabisan uang akibat berjudi. orang-orang Cina dengan senang hati memberi pinjaman dengan syarat harus dibayar minggu berikutnya," terusnya lagi.
Dengan tuntutan untuk membayar hutang kepada orang-orang Cina yang menawarkan piutang, tentu rakyat Subang tak akan lari dari pekerjaannya, menambah satu kisah menarik dalam sejarah Subang.
Tradisi mendatangkan ronggeng rupanya sudah menjadi gejala umum di lingkungan perkebunan. Hal ini dilakukan demi menciptakan stabilitas sekaligus siasat mengail hati rakyat dalam sejarah Subang di zaman Hindia Belanda.
Pihak perkebunan mengontrak para pemain dan penari doger kontrak untuk menghibur para buruh. Doger kontrak berisi para perempuan penghibur. Mereka didatangkan dari pesisir utara Jawa, Pamanukan dan Semarang, yang ditampung di sebuah rumah khusus.
Dari penamaannya, doger atau dombret berasal dari kata ngadog-dog-an anu beger (mengiringi yang tengah gandrung). Doger yang sering disebut dalam bahasa Belanda sebagai Javaansche rongging (ronggeng Jawa), bertujuan menghibur sekaligus memberi kesenangan pada para buruh.