Pengobatan Yunani kuno adalah perpaduan menarik dari pengamatan empiris, spekulasi filosofis, dan praktik yang menurut kepekaan modern kita, mungkin tampak sangat tidak biasa.
Praktik-praktik ini, meski terkadang aneh, sering kali didasarkan pada pengamatan yang tajam terhadap alam dan tubuh manusia.
Salah satu praktik tersebut adalah penggunaan tumbuhan untuk penyembuhan. Sementara jamu umum di banyak budaya, orang Yunani membawanya ke tingkat lain dengan klasifikasi rinci dan dokumentasi tanaman obat.
Tabib Dioscorides menulis buku lima jilid, "De Materia Medica", yang mencantumkan lebih dari 600 tanaman dan kegunaannya, banyak di antaranya masih digunakan dalam pengobatan herbal hingga saat ini.
Pertumpahan darah dan bekam juga merupakan praktik umum dalam pengobatan Yunani Kuno. Orang Yunani percaya bahwa penyakit sering disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam empat cairan - darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam.
Pertumpahan darah, baik dengan venesection (memotong pembuluh darah) atau dengan menggunakan lintah dianggap bisa mengembalikan keseimbangan ini.
Bekam yang melibatkan pembuatan ruang hampa pada kulit untuk mengeluarkan darah atau cairan yang tidak enak, digunakan untuk tujuan yang sama.
Trepanasi, praktik mengebor lubang di tengkorak adalah teknik lain yang tidak biasa yang digunakan oleh orang Yunani.
Meskipun ini mungkin terdengar menakutkan bagi kita, orang Yunani menggunakan trepanasi untuk mengobati berbagai penyakit. Mulai dari migrain hingga gangguan mental.
Mereka percaya bahwa itu bisa melepaskan roh jahat atau tekanan yang menyebabkan penyakit.
Orang Yunani juga memanfaatkan bagian hewan dan mineral dalam perawatan mereka. Misalnya, siput yang dihancurkan digunakan untuk mengobati peradangan, dan tembaga digunakan untuk sifat antimikroba.
Mereka bahkan menggunakan zat beracun seperti hellebore dan aconite dalam dosis kecil untuk mengobati kondisi tertentu.