Shabti, Sejarah Patung Mesir Kuno untuk Bekal Kehidupan Setelah Mati

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 25 Agustus 2023 | 08:00 WIB
Shabti adalah tokoh penguburan dalam sejarah Mesir kuno yang menemani almarhum ke alam baka. (Historyskills)

Tujuan shabti bagi orang Mesir kuno adalah untuk 'menjawab' almarhum ketika dipanggil untuk bekerja. Fungsi mereka diperjelas dalam Kitab Orang Mati Mesir yang merupakan sejenis pedoman untuk almarhum yang memberikan bimbingan di akhirat.

Bagaimana shabti dibuat?

Desain dan pengerjaan patung-patung shabti adalah bukti keterampilan artistik dan pengabdian religius orang Mesir kuno.

Selama berabad-abad dalam sejarah Mesir, shabti berevolusi dari sosok yang sederhana dan kasar menjadi karya seni rumit, yang mencerminkan perubahan gaya artistik, dan keyakinan agama. Mereka diukir dan dicat dengan rumit, sering kali menyerupai almarhum.

Desain shabti juga mencerminkan status dan pekerjaan almarhum. Misalnya, shabti kerajaan seringkali lebih rumit dan dibuat dari bahan yang lebih berharga, sedangkan shabti rakyat jelata lebih sederhana dan dibuat dari bahan yang lebih murah.

Beberapa shabti digambarkan memegang alat-alat pertanian, mencerminkan peran mereka sebagai pekerja di akhirat, sementara yang lain, dikenal sebagai shabti pengawas, digambarkan memegang cambuk, mencerminkan peran mereka dalam mengatur shabti pekerja.

Berakar pada konsep kehidupan abadi, shabti dirancang untuk melayani sebagai wakil bagi almarhum, melakukan pekerjaan apa pun yang mungkin diminta dari mereka di akhirat.

Penemuan Arkeologi Paling Terkenal dari Shabti

Penemuan dan studi patung-patung shabti telah memainkan peran penting dalam pemahaman kita tentang budaya dan kepercayaan Mesir kuno tentang akhirat.

Patung-patung kecil ini, sering ditemukan dalam jumlah besar di kuburan, memberikan banyak informasi tentang individu yang harus mereka layani dan masyarakat tempat mereka tinggal. 

Salah satu penemuan shabti yang paling menonjol adalah di makam Tutankhamun, raja laki-laki, yang ditemukan oleh Howard Carter pada tahun 1922.

Makam itu berisi shabti dalam jumlah yang mengejutkan—lebih dari 400—terbuat dari berbagai bahan termasuk kayu, faience, dan bahkan logam mulia.