"Pejantan yang sangat pandai merawat keturunan dan melakukan ini di depan betina adalah yang paling populer," jelasnya.
Menurutnya, memelihara seekor gorila yatim piatu bisa mendapatkan status jantan yang dominan, sehingga meningkatkan peluangnya untuk kawin dan mewariskan gennya. "Itu bagian dari menunjukkan kualitas reproduksi mereka," kata Morrison.
Adapun betina dalam kelompok tidak selalu mendapat manfaat dari membesarkan remaja tanpa induknya. Hal itu tidak memerlukan upaya yang besar, karena bayi di atas usia 2 tahun dapat mencari makan sendiri, kata Morrison.
"Bagus juga bagi gorila muda lainnya untuk memiliki teman bermain," tambahnya. "Karena hal itu meningkatkan keterampilan sosial mereka."
Ikatan sosial dan obsesi bayi
Adopsi juga umum terjadi pada primata lain dan dapat menjembatani kelompok sosial. Dalam studi tahun 2021, para peneliti mendokumentasikan kasus kera besar pertama yang mengadopsi bayi dari kelompok terpisah. Studi itu diterbitkan dengan judul "Two wild female bonobos adopted infants from a different social group at Wamba" ke dalam jurnal Scientific Reports.
Tim peneliti dalam studi itu mengamati dua bonobo liar betina (Pan paniscus) yang tampaknya telah mengadopsi anak 2 ekor dari kelompok lain. Pengamatan itu mengemukakan bahwa perilaku tersebut dapat meningkatkan status sosial spesies dewasa.
"Satu kemungkinan adalah bahwa anak angkat bisa menjadi sekutu induk angkat di masa depan," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.
"Baik yang diadopsi adalah betina dan bonobo betina membentuk ikatan sosial yang kuat dan koalisi dalam kelompok mereka dan terkadang lintas kelompok."
Kemungkinan lain adalah, seperti manusia, bonobo betina merasakan empati dan ketertarikan pada bayi, menurut penelitian tersebut.
"Dalam spesies primata, beberapa individu dewasa benar-benar terobsesi dengan bayi," kata Morrison.
Ia menambahkan, bahwa semangat ini dapat menyebabkan penculikan dan kematian jika bayi tersebut terjebak dalam keributan.