Benarkah Eros Dewa Pertama Melebihi Zeus di Mitologi Yunani?

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 19 Agustus 2023 | 09:00 WIB
Eros, dewa cinta dalam mitologi Yunani. (Mythology Source)

Nationalgeographic.co.id—Eros adalah dewa cinta Yunani yang penggambaran dan pemujaannya sangat bervariasi di seluruh dunia kuno. Sementara cerita yang paling terkenal adalah bahwa dia adalah putra Aphrodite dalam mitologi Yunani. Namun, yang lain percaya bahwa dia memiliki asal yang berbeda. 

Dalam mitologi Yunani, Eros juga dikenal salah satu dewa termuda. Namun, beberapa orang percaya bahwa dia sebenarnya adalah salah satu makhluk tertua dalam penciptaan. Lalu, bagaimana asal-usul dewa Eros dan benarkah kekuatannya melebihi Zeus?

Eros Sebelum Dewa Yunani

Versi paling umum dari kisah Eros adalah bahwa dia adalah putra Aphrodite, dewi kecantikan. Dia dan Erotes, dewa cinta, adalah pelayannya yang setia.

Namun, beberapa tradisi memberikan asal yang berbeda untuk dewa cinta romantis. Mereka tidak puas dengan penjelasan bahwa dia adalah putra salah satu Olympian.

Menurut pandangan lainnya, Eros adalah salah satu dewa primordial. Hal ini membuatnya tidak hanya jauh lebih tua dari Aphrodite, tetapi juga lebih kuno daripada para Titan.

Menurut versi cerita lainnya, Eros bukanlah dewa cinta melainkan salah satu dewa primordial. (Getty Images)

Ide ini bukanlah ide yang terlambat dalam mitologi Yunani. Penyair Hesiod, yang menulis pada abad ke-7 atau ke-8 SM, menyatakan hal ini dalam Teogoninya.

Hesiod menulis bahwa Eros muncul tepat setelah Gaia, dewi bumi, dan Tartaros, lubang gelap di bawahnya.

Gagasan itu juga bertahan sepanjang sejarah Yunani. Hingga abad ke-5 M, para penulis menggambarkan Eros sebagai dewa Yunani tertua dan yang memiliki kekuasaan atas yang lainnya.

Deskripsi ini sering membuat Eros tampak seperti dewa yang jauh lebih kuat dan menakutkan daripada yang ditunjukkan saat dia menjadi putra Aphrodite.

Sebagai salah satu Erotes, dia sering digambarkan sebagai orang yang suka bermain, nakal, dan berjiwa muda. Namun, ketika Nonnus menggambarkan Eros purba, dewa cinta adalah "dewa yang berapi-api" dan "Penakluk Segala".