Memahami Konsep Surga dan Neraka dan Mitologi Yunani yang Sangat Aneh

By Ricky Jenihansen, Jumat, 25 Agustus 2023 | 12:00 WIB
Mitologi Yunani juga mengenal konsep yang mirip surga dan neraka dalam agama samawi. (Alexander Litovchenko)

Nationalgeographic.co.id—Konsep surga dan neraka dalam mitologi Yunani tentu saja berbeda dalam banyak hal dengan apa yang ada di agama samawi.

Namun demikian, dalam aspek lain konsep tersebut sangat mencerminkan kengerian dan kenikmatan seperti yang saat ini dipahami.

Seperti konsep agama samawi tentang surga dan neraka, terdapat entitas yang terikat dengan dua tempat setelah kehidupan itu. Akan tetapi, dalam mitologi Yunani hal itu hanya berlaku untuk tempat yang seperti neraka.

Neraka digambarkan sebagai dunia bawah tanah dalam mitologi Yunani. Dunia bawah tanah Yunani memiliki penguasa yang terkait erat dengan wilayah tersebut, yaitu entitas yaang bernama Dewa Hades sebagai penguasanya.

Akan tetapi, konsep mitologi Yunani tentang Surga sangat aneh. Tidak ada dewa atau dewi yang mempersonifikasikan alam dengan penuh kenikmatan itu. Elysium juga disampaikan berbeda-beda dalam setiap karya Homer.

Homer adalah penyair epik kuno yang dianggap sebagai penulis terkenal dari dua karya epik utama, yaitu "Iliad" dan "Odyssey" dalam Yunani kuno.

Tempat yang mirip dengan deskripsi surga dalam mitologi Yunani disebut Elysium. Penguasa Elysium juga disebutkan berbeda-beda dalam setiap Homer dalam sejarah Yunani.

Pindar dan Hesiod menyebut Cronus sebagai penguasa Elysium. Sedangkan penyair Homer dalam Odyssey-nya menggambarkan Rhadamanthus yang berambut pirang sebagai entitas yang tinggal di sana.

Elysium, atau Ladang Elysian (Yunani Kuno: Ἠλύσιον πεδίον, Ēlýsion pedíon) adalah konsep dunia setelah kematian yang mirip dengan surga.

Tempat itu awalnya terpisah dari dunia bawah Yunani dan alam Hades, dan hanya manusia yang memiliki hubungan dengan para dewa dan pahlawan lainnya yang dapat diterima di Elysium.

Belakangan, dalam versi yang lebih mirip dengan kepercayaan agama samawi di kemudian hari, konsepsi tentang siapa yang dapat memasuki alam surga diperluas.

Orang-orang yang bisa masuk Elysium mencakup orang-orang pilihan para dewa, serta orang-orang religius dan orang-orang yang heroik.