Kanibalisme di Karibia dalam Catatan Sejarah Kolonial Columbus

By Galih Pranata, Sabtu, 26 Agustus 2023 | 07:00 WIB
Pada 1495, Christopher Columbus berada dalam kesulitan. Kekayaan yang dia bayangkan ditemukan di Asia tidak terwujud di Dunianya yang baru (Amerika). Mengirim penduduk asli Amerika ke Eropa sebagai budak menjadi solusinya. (Heritage Images/Getty)

Kontestasi, Kontroversi, dan Bias Pendapat Tentang Kanibalisme

Pada awal abad ke-16, pertanyaannya, "apakah kanibalisme skala besar dipraktikkan di Karibia?" Hal ini menjadi sangatlah penting bagi identitas budaya penduduk asli.

Laporan Columbus tentang kanibal Karibia juga lantas memengaruhi keputusan pemerintahan Spanyol yang akhirnya mendorong Ratu Isabella untuk mengeluarkan dekrit yang cukup penting di tahun 1503.

Dekrit yang sangat kontroversial itu menyatakan bahwa "penduduk asli dapat diperbudak karena mempraktikkan kanibalisme," sebut Stephen Johnson kepada Big Think dalam artikelnya Controversy: Was the Caribbean really invaded by cannibals? terbitan 2021.

Para peneliti berpendapat bahwa undang-undang atau dekrit tersebut mempermudah Spanyol untuk melegalkan perbudakan dalam jumlah besar terhadap penduduk asli, hanya dengan mencap mereka sebagai kanibal.

hal ini berkontribusi lebih luas pada konsepsi Eropa bahwa penduduk asli adalah "orang biadab." Justin Winsor, seorang peneliti dan sejarawan yang berfokus pada catatan sejarah kolonial Columbus, menulis bahwa orang Spanyol menggunakan kanibalisme sebagai alat pembela.

"Mereka menggunakan cerita kanibalisme untuk mengatasi protes tentang isu kemanusiaan paling awal terhadap pembantaian penduduk asli oleh Columbus dan deportasi mereka untuk dijadikan budak," imbuhnya.

Saat ini, beberapa sejarawan berpendapat bahwa kisah kanibalisme di Dunia Baru masih digunakan untuk mengaburkan atau membenarkan sejarah kekerasan kolonialisme Eropa dan Columbus.

Persuasi ideologis bisa dibilang mempengaruhi bias peneliti ketika membahas pertanyaan tentang isu kanibalisme di Karibia.

Di luar catatan sejarah kolonial Spanyol, laporan lain menunjukkan bahwa suku Karibia—yang tentu saja merupakan kelompok beragam budaya yang mendiami Karibia dan Amerika Selatan—memang mempraktikkan kanibalisme dalam beberapa bentuk.

Saat mengunjungi desa Carib di Venezuela dekat Sungai Guarapiche, misionaris Prancis abad ke-17 Pierre Pelleprata menggambarkan bagaimana seorang Carib mendatanginya dengan membawa hadiah.

Menariknya, hadiah tersebut berupa keranjang yang berisi tangan dan kaki seorang Arawak, lalu mengajak Pelleprata makan. Ini adalah salah satu fakta yang disebut berasal dari luar catatan sejarah kolonial Spanyol di Amerika.

Sejauh laporan Columbus tentang kanibalisme Karibia di Bahama, para kritikus mencatat bahwa baik Columbus maupun krunya, mereka tidak pernah menyaksikan orang Karibia mempraktikkan kanibalisme.

Sebagian besar cerita didasarkan pada cerita yang mereka dengar dari suku Arawak. Columbus sendiri mencatat bahwa dia tidak menemukan "monster" yang memangsa manusia lainnya.

Dari sisi arkeologi, mereka yang skeptis terhadap narasi kanibalisme berpendapat bahwa tidak ada bukti bahwa orang-orang Karibia pernah sampai ke pulau-pulau yang menurut Columbus mereka tinggali.

Namun, kebanyakan sejarawan mengeklaim bahwa narasi kanibalisme di Karibia sebagai sesuatu yang salah atau perlu dibantah, meski di sisi lain mereka membuka kemungkinan bahwa laporan dari Columbus dan penulis sejarah lainnya mungkin mengandung kebenaran. Semuanya tetap menjadi teka-teki sejarah yang sulit dipecahkan.