Nationalgeographic.co.id—Penelitian dunia hewan yang dilakukan oleh para peneliti dari Nautilus Live NOAA dan Suaka Laut Nasional Teluk Monterey pada tahun 2018 menemukan keberadaan “Taman Gurita” di dasar laut dalam lepas pantai California Tengah yang berisi ribuan gurita.
Tempat yang dijuluki sebagai Taman Gurita oleh para peneliti tersebut telah menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia, termasuk para ilmuwan MBARI.
Dalam kurun waktu tiga tahun, MBARI dan kolaboratornya menggunakan peralatan berteknologi tinggi untuk memantau Taman Gurita dan mempelajari secara pasti mengapa situs ini begitu menarik bagi gurita laut dalam.
Hasilnya telah diterbitkan di jurnal Science Advances pada 23 Agustus 2023 berjudul “Abyssal hydrothermal springs—Cryptic incubators for brooding octopus.”
Dalam studi tersebut, tim peneliti dari MBARI, Suaka Laut Nasional Teluk Monterey NOAA, Laboratorium Kelautan Moss Landing, Universitas Alaska Fairbanks, Universitas New Hampshire, dan Field Museum mengonfirmasi bahwa gurita laut dalam bermigrasi ke Taman Gurita untuk kawin dan bersarang.
Taman Gurita adalah salah satu dari segelintir tempat pembibitan gurita laut dalam yang terkenal. Di pembibitan ini, kehangatan dari mata air panas laut dalam mempercepat perkembangan telur gurita. Para ilmuwan percaya bahwa periode pengeraman yang lebih pendek meningkatkan peluang gurita untuk bertahan hidup.
Taman Gurita adalah kumpulan gurita terbesar yang diketahui di planet ini. Para peneliti menghitung ada lebih dari 6.000 gurita di sebagian situs dan memperkirakan mungkin ada 20.000 atau lebih di taman pembibitan ini.
“Berkat teknologi kelautan MBARI yang canggih dan kemitraan kami dengan peneliti lokal lainnya, kami dapat mengamati Taman Gurita dengan sangat detail, yang membantu kami mengetahui mengapa begitu banyak gurita laut dalam berkumpul di sana. Temuan ini dapat membantu kami memahami dan melindungi makhluk lain, habitat laut dalam yang unik dari dampak iklim dan ancaman lainnya,” kata Ilmuwan Senior MBARI Jim Barry, penulis utama studi baru ini.
Taman Gurita terletak 3.200 meter di bawah permukaan laut di sebuah bukit kecil dekat kaki Davidson Seamount, gunung berapi bawah air yang sudah punah. Tepatnya 130 kilometer barat daya Monterey, California. Situs ini penuh dengan Muusoctopus Robustus—spesies yang oleh peneliti MBARI dijuluki sebagai gurita mutiara karena dari kejauhan, individu yang bersarang terlihat seperti mutiara berwarna opal di dasar laut.
Selama 14 kali penyelaman dengan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) MBARI Doc Ricketts, tim peneliti dunia hewan mempelajari mengapa begitu banyak gurita mutiara tertarik ke lokasi ini.
Keberadaan gurita jantan dan betina dewasa, telur yang sedang berkembang, serta tukik gurita menunjukkan bahwa lokasi tersebut digunakan secara eksklusif untuk reproduksi. Tim tidak mengamati adanya individu berukuran sedang atau bukti makan apa pun. Gurita mutiara berkumpul di situs ini semata-mata untuk kawin dan bersarang.
Ketika peneliti dari Nautilus Live dan NOAA pertama kali menemukan Taman Gurita, mereka mengamati perairan yang "berkilauan". Fenomena ini terjadi ketika air hangat dan dingin bercampur, menunjukkan bahwa wilayah tersebut sebelumnya memiliki mata air panas yang tidak diketahui.
Berdasarkan penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh para peneliti MBARI dan kolaboratornya mengonfirmasi bahwa sarang gurita berkumpul di celah-celah yang bermandikan mata air hidrotermal tempat air hangat mengalir dari dasar laut.
Suhu air sekitar pada kedalaman 3.200 meter adalah 1,6 derajat Celsius. Namun, suhu air di dalam celah di Taman Gurita mencapai hampir 11 derajat Celsius.
“Kemajuan teknologi dalam kemampuan kita mempelajari lautan telah membantu kita menemukan dan mendokumentasikan keanekaragaman hayati yang luar biasa di berbagai lingkungan laut dalam. Seiring jejak aktivitas manusia yang menjangkau lebih dalam ke ekosistem laut,” ujar Barry.
“Kita perlu melindungi tidak hanya pembibitan gurita yang ditemukan di lautan California dan Kosta Rika, tetapi juga banyak kekayaan biologis lainnya yang masih belum ditemukan,” tegasnya.