Ini 'Harta Karun' Kekaisaran Jepang yang Diincar Barat Eskpedisi Perry

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 2 September 2023 | 23:30 WIB
Ekspedisi Komodor Perry ke Kekaisaran Jepang pada pertengahan tahun 1850-an merupakan pertunjukan kekuatan angkatan laut dan kehebatan teknologi dan budaya Barat. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id – Ekspedisi Komodor Perry ke Kekaisaran Jepang pada pertengahan tahun 1850-an merupakan pertunjukan kekuatan angkatan laut dan kehebatan teknologi dan budaya Barat. Lalu apa 'harta karun' yang mereka incar dari Kekaisaran Jepang?

Pada saat angkatan laut Eropa menggunakan ancaman dan paksaan untuk memaksa Jepang menandatangani perjanjian yang menjanjikan perdagangan reguler, Komodor Matthew Perry menggunakan skuadronnya yang lebih kecil untuk menunjukkan kekuatan Amerika.

Menolak bernegosiasi dengan siapa pun selain wakil Kaisar, menolak memindahkan kapalnya, dan menolak hadiah. Ia menunjukkan ketegasan dengan tidak mundur dari tuntutannya, termasuk ancaman perang jika diperlukan.

Kedatangan kapal Amerika merupakan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam budaya Kekaisaran Jepang. Hal ini memberi isyarat kepada semua orang yang tinggal di luar batas wilayah Jepang bahwa orang dan ras lain juga ada di luar batas wilayah Jepang.

Di antara harta karun menarik yang dibawa mereka adalah model lokomotif uap yang rumit dan berfungsi. Perangkat ini menunjukkan potensi revolusioner dari transportasi bertenaga uap, sebuah konsep yang asing bagi orang Jepang.

Keajaiban lainnya adalah sistem telegraf, yang menyoroti kemampuan Barat untuk berkomunikasi dengan cepat dalam jarak yang sangat jauh, sangat kontras dengan sistem pesan tradisional Jepang. Teleskop berkualitas tinggi juga ditampilkan, mencerminkan kemajuan Barat dalam bidang optik dan pemahaman mendalam tentang kosmos.

Pertukaran budaya diperdalam dengan diperkenalkannya berbagai bahan makanan Amerika. Meskipun merek pasti dari era tersebut masih belum jelas, masuk akal bahwa armada Perry membawa barang-barang yang diawetkan seperti daging kaleng, biskuit, dan permen. Barang-barang ini menunjukkan metode pengawetan Barat yang penting untuk ekspedisi angkatan laut yang panjang.

Orang Jepang juga diperkenalkan dengan minuman keras dan anggur Barat, yang memberikan gambaran sekilas tentang beragam rasa dan teknik pembuatan bir di Barat. Jam dan penunjuk waktu, simbol presisi, dan revolusi industri yang sedang berkembang menekankan sifat masyarakat Barat yang sangat teliti. Selain itu, ekspedisi tersebut mungkin menyertakan senjata dan artileri canggih, yang menunjukkan kemajuan dalam bidang metalurgi dan teknik.

Dan yang terakhir, buku-buku dan peta-peta terperinci tidak diragukan lagi turut disertakan dalam buku ini, yang mewakili sumber pengetahuan Barat yang luas dan semangat eksplorasi geografisnya.

Meskipun tujuan utama Perry adalah menjalin ikatan perdagangan dan mendapatkan hak pengisian bahan bakar untuk kapal-kapal Amerika, harta karun yang dibawanya secara signifikan membentuk persepsi Jepang terhadap Barat. 

Kapal hitam Perry merupakan perubahan mendadak dalam kehidupan Jepang. Seiring berjalannya waktu, penemuan-penemuan Barat dengan cepat memasuki masyarakat mereka: bangunan, perbankan, pendidikan, sarana perjalanan, layanan kesehatan, dan seni semuanya mengalami proses Westernisasi besar-besaran. Dengan berakhirnya Keshogunan Tokugawa pada tahun 1868, terjadi kemajuan lebih lanjut menuju modernitas di Jepang. 

Apa yang Mereka Cari dan Tukarkan?