Sintalaras dan Forum Komunitas Hijau Membangun Benteng Pesisir Makassar

By National Geographic Indonesia, Minggu, 3 September 2023 | 07:30 WIB
Warga dan komunitas peduli lingkungan hidup di Makassar menghimpun edukasi kepada anak-anak untuk penanaman mangrove di pesisir Tallo. (Ahmad Yusran/Forum Komunitas Hijau)

Oleh Ahmad Yusran, Forum Komunitas Hijau Makassar

        

Nationalgeographic.co.id—Namanya Sintalaras, kependekan dari Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup Selaras. Mereka adalah mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Negeri Makassar (UNM), Sulawesi Selatan. Para mahaasiswa itu mewakafkan diri dalam pelestarian lingkungan hidup, pendidikan lingkungan hidup, advokasi lingkungan hidup dan konservasi sumber daya alam.

Selain menjelajahi bentang alam seperti mendaki gunung, susur gua, susur pantai, observasi bawah laut dan ekspedisi budaya. Mereka akan mendapatkan nomor registrasi anggota (NRA) di Sintalaras melalui penelitian keanekaragaman hayati.

Di tengah perubahan iklim dan cuaca ekstrem, mereka bercita-cita menyelamatkan ekosistem pesisir dan laut.

Agas, Gusci dan Bela. Ketiganya merupakan bagian Sintalaras UNM yang memiliki cara unik menikmati akhir pekan, yaitu mengambil sedimen dari drainase depan gedung kampus mereka. Sedimen itu mereka masukkan ke dalam polibag untuk dijadikan media tanam bibit pohon mangrove.

"Usai mengedukasi warga pesisir utara di Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, kota Makassar dengan aksi menanam mangrove baru-baru ini. Di akhir pekan saya dan kawan-kawan lakukan pembibitan melalui budi daya mangrove jenis Rhizophora di kampus, tepatnya di halaman sekretariat pusat kegiatan mahasiswa di Sintalaras UNM," kata Agas Sabtu, 2 September silam.

Sebanyak 400 bibit pohon mangrove jenis Rhizophora, sekejap telah berada dalam polibag yang berisikan endapan tanah, daun-daun pohon yang mengering diambil dari sedimen yang menghiasi drainase kampus.

"Pastinya bibit tanaman pohon mangrove ini kelak kami transformasi ke pesisir pantai atau daerah aliran sungai. Pembibitan dan budi daya mangrove di halaman kampus kami lakukan tujuannya untuk meneliti sejauh mana pertumbuhan akar, batang dan daun. Untuk perlakuan seperti biasa disiram, kemudian ditempatkan pada zona yang lembab," kata Agas.

Gusci dan Bela, yang tercatat sebagai mahasiswa tingkat akhir di UNM, turut memainkan jemarinya memasukkan tanah ke dalam polibag.

Selain memahami metode menanam mangrove dan melakukan pembibitan, mereka juga mendapatkan ilmu pengetahuan tentang alam semesta dari para senior dan pembina di Sintalaras UNM.

"Kak Yusran tak bosan membimbing kami dalam berproses sebagai pejuang lingkungan hidup yang selaras dan adaptif dengan perubahan iklim yang memengaruhi segala aspek sendi kehidupan," Gusci menuturkan.