Nationalgeographic.co.id—Hutan di Bumi Lancang Kuning adalah rumah bagi sebagian gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) yang terancam punah. Berdasarkan laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah gajah sumatra di habitat aslinya Provinsi Riau tersisa 200 hingga 300 ekor.Salah satu penyebab penurunan populasi gajah sumatra adalah habitat yang semakin menyusut. Meski demikian, manusia terus berbenah diri untuk dapat berkompromi dengan gajah. Hidup berdampingan dan memberi mereka peluang untuk hidup lebih baik.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) adalah menanamkan kepedulian terhadap alam dan gajah sumatra kepada anak usia dini. PHR berkolaborasi dengan Rimba Satwa Foundation (RSF) menggelar "Conservation Goes to School". Program ini bertujuan mengenalkan satwa, konservasi, dan konsep lestari kepada anak usia dini.
Di Dumai, Provinsi Riau, National Geographic Indonesia menghadiri “Conservation Goes to School” ke-26 yang bertajuk “Riau Bangga Punya Gajah”. Digelar di Sekolah Dasar Negeri 25 Mandau, acara ini memaparkan tentang cinta alam dan satwa, khususnya gajah sumatra.
Sebelum dimulai, teman-teman dari RSF membagikan pre-test berupa pilihan ganda untuk nanti dinilai kembali setelah pembelajaran. Selama acara, para peserta yang dihadiri oleh murid kelas 4 ini tampak senang. Selain mendengarkan presentasi, materi pembelajaran juga diselingi dengan aktivitas interaktif seperti mewarnai gajah dan yel-yel.
Kelas kemudian ditutup dengan kuis yang disarikan dari materi pembelajaran. Anak-anak tampak antusias mengangkat tangannya tinggi-tinggi supaya dapat terpilih untuk menjawab pertanyaan. Banyak di antara mereka yang mampu menjawab dengan benar.
Terakhir, ada sesi mengerjakan soal untuk menilai kemampuan siswa mengingat materi-materi yang telah disampaikan. Salah satu siswa yang memperoleh nilai sempurna, Zahra (10), mengaku senang dapat mengikuti acara ini. Selain karena keseruannya, ia kini memperoleh wawasan tentang mencintai alam dan gajah sumatra.
“Gajah sekarang hampir terancam punah, jadi kami harus menjaganya,” ungkapnya saat ditanya soal gajah sumatra.
Zabinar, Kepala Sekolah SDN 25 Mandau, juga mengungkapkan bahwa pihaknya sangat senang sekali dengan adanya “Conservation Goes to School”. Anak-anak kini menjadi lebih paham tentang pentingnya menjaga hewan yang dilindungi, khususnya gajah sumatra. Sang gergasi yang dulu dianggap sebagai hama, ternyata dapat hidup berdampingan dengan manusia.
“Mereka sudah mulai tahu bahwa kita harus melestarikan hewan langka ini. Mereka tidak akan mengganggu lagi, karena selama ini ‘imagenya’ seakan-akan hewan ini bermusuhan dengan penduduk. Akan tetapi, dengan adanya sosialiasi seperti ini, mereka tahu,” ujarnya.