Sejarah Peradaban Inca: Pemujaan Dewa, Arsitektur dan Tata Kota

By Ricky Jenihansen, Rabu, 6 September 2023 | 12:00 WIB
Sejarah peradaban Inca berkembang dengan konsep pemujaan dewa. (World History Encyclopedia)

Kallanka adalah aula yang sangat besar yang digunakan untuk pertemuan masyarakat. Bangunan yang lebih sederhana termasuk kancha.

Kancha adalah sekelompok bangunan kecil berkamar satu dan persegi panjang (wasi dan masma) dengan atap jerami. Bangunan ini dibuat mengelilingi halaman yang dikelilingi tembok tinggi.

Kancha adalah ciri arsitektur khas kota-kota Inca, dan idenya diekspor ke daerah-daerah taklukan. Pembuatan terasering untuk memaksimalkan luas lahan untuk pertanian (khususnya untuk jagung) adalah praktik Inca lainnya, yang mereka ekspor ke mana pun mereka pergi.

Teras-teras ini sering kali memiliki kanal, karena bangsa Inca ahli dalam mengalihkan air, membawanya melintasi jarak yang jauh. Mereka kemudian menyalurkannya ke bawah tanah, dan menciptakan saluran keluar dan air mancur yang spektakuler.

Barang-barang diangkut melintasi kekaisaran melalui jalan Inca yang dibuat khusus menggunakan llama dan kuli angkut (tidak ada kendaraan beroda).

Jaringan jalan raya Inca mencakup lebih dari 40.000 km. Jalan raya ini merupakan bagian penting tata kota dalam sejarah peradaban Inca.

Selain memudahkan pergerakan tentara dan administrasi, tata kota Inca dan jalan Inca juga penting untuk perdagangan. Jalan raya juga merupakan simbol visual yang sangat kuat dari otoritas Inca atas kerajaan mereka.

Jalan Inca tersebut memiliki tempat peristirahatan di sepanjang jalan, dan terdapat juga sistem pelari estafet (chasquis) yang membawa pesan hingga 240 km dalam satu hari dari satu pemukiman ke pemukiman lainnya.