Claudia Metrodora: Pemimpin Wanita yang Dermawan dari Sejarah Romawi

By Galih Pranata, Kamis, 7 September 2023 | 11:00 WIB
Claudia Metrodora dari Chios adalah pemimpin dari kalangan wanita yang dikenal dermawan dan diakui rakyatnya sebagai pemimpin yang murah hati dalam catatan sejarah Romawi. (Galih Pranata/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.idKedudukan wanita dalam catatan sejarah Romawi kuno hanya mempunyai sedikit hak, dan menurut hukum, mereka tidak dianggap setara sama sekali dengan laki-laki.

Meski demikian, terdapat beberapa pengecualian dalam konteks historiografi sejarah Romawi. Sebuah fragmen prasasti yang ditemukan di Ephesus merangkum banyak kisah tentang wanita-wanita di Romawi-Yunani Kuno.

Salah satu tokoh yang dikisahkan dalam fragmen tersebut ialah Claudia Metrodora, seorang pemimpin wanita yang dermawan. Metrodora diperkirakan lahir sekitar tahun 54 M sebagai putri dari Claudius Kalobrotos dari Teos. 

Hidupnya berubah signifikan ketika ia menjadi putri angkat dari seorang pemimpin di Pulau Chios, Skytheinos. Tumbuh besar dalam keluarga bangsawan terpandang, menempa dirinya sebagai calon pemimpin yang dermawan di kemudian hari.

Menariknya, dalam fragmen bernarasi sejarah Romawi, "ia digambarkan sebagai figur wanita kaya raya, berkuasa, dan punya pengaruh di masyarakat," tulis David Potter dalam buku Ancient Rome: The New History yang terbit pada 2018.

Menurut Potter, Claudia Metrodora merupakan wanita yang menjabat sebagai pelindung sipil bagi Romawi Timur. Ia berperan dalam sejumlah aktivitas kemasyarakatan di Pulau Chios—tempat ia berkuasa.

Pengaruhnya di Pulau Chios tak bisa dikesampingkan. Bahkan disebutkan dalam fragmen prasasti di Ephesus bahwa Claudia Metrodora punya pengaruh dan kendali yang luar biasa.

Chios mungkin berbeda dengan kawasan lainnya di Romawi. Di sana, Metrodora memainkan perannya sendiri sebagai orang kaya dan wanita berpengaruh, hingga ditunjuk sebagai pemimpin.

Roy Kearsley juga menyebut dalam tulisan di Tyndale Bulletin berjudul "Women in Public"Life in the Roman East: Iunia Theodora, Claudia Metrodora and Phoebe, Benefacttress of Paul" (1999), bahwa Metdorora memanfaatkan kekayaannya untuk berderma.

"Dengan keuangannya sendiri, ia menyediakan makanan untuk umum di Pulau Chios, membangun pemandian umum, memegang jabatan sebagai gymnasiarch—pemimpin distrik Romawi," tulis Kearsley.

Metrodora memegang beberapa jabatan politik, termasuk dua kali diangkat sebagai stephanophoros, hakim tertinggi di Chios. Ia juga menjabat sebagai gymnasiarch di Chios sebanyak empat kali.

Tak heran jika Claudia Metrodora dihormati, sebab ia menampilkan karakteristik sebagai pelindung sipil melalui cara dia mendanai festival dan revitalisasi bangunan kuno yang terkait dengan kota asalnya, atau dengan liga keagamaan di kota-kota Ionia.

Ia disegani karena menggunakan kekayaan dan status sosial yang tinggi yang dimiliki untuk membantu sesama warga negara. Tujuan mulia yang bermuara pada upaya memperbaiki kondisi negara dalam mengentaskan kesengsaraan.

Kersley meneruskan, "ia juga menyediakan pasokan minyak untuk dikonsumsi publik bagi kehidupan mereka, serta dihormati sebagai basileia—pemimpin wanita—di Liga Ionia." Pengaruhnya juga membentang dari Romawi Timur sampai dengan Yunani.

Dalam festival besar di Chios, Metrodora menjadi penyelenggara sekaligus ketua festivalnya dengan dukungan harta kekayaan yang ia miliki.

Anneka Rene, seorang peneliti di University of Auckland, menyebut bahwa "kehidupan Metrodora di Chios adalah yang paling mencerahkan dari kekuatan dan kekayaan yang bisa dimiliki dari seorang wanita."

Rene mengungkapkan lewat wawancara kepada Live Science dalam artikel berjudul "8 powerful female figures of ancient Rome" yang terbit pada 23 Oktober 2021.

"Sementara di Romawi sering diasumsikan bahwa sebagian besar wanita hanya memegang kekuasaan di belakang takhta—sebagai istri kaisar misalnya, tetapi Metrodora malah menjadi pusat perhatian—pemimpin dan penguasa—dalam ceritanya sendiri," imbuh Rene. 

"Dia menunjukkan bahwa wanita dapat berperan dalam kehidupan sipil di dunia Romawi-Yunani, membiayai segala pekerjaan umum dan memegang jabatan dengan kuasanya sendiri," jelasnya.

"Ia berbeda dengan wanita Romawi lainnya yang hanya menggunakan kekuasaan secara tidak langsung melalui suami atau putranya," tutup Rene. Metrodora benar-benar ditempatkan sebagai pemimpin yang murah hati nan dermawan.

Reruntuhan Romawi di Pulau Chios, Yunani. (Chios Guide)

Kemurahan hati dan niat baik Metrodora terhadap Chios hingga Romawi telah diakui oleh segenap rakyatnya. Kemurahan hati yang ia tunjukkan, diwujudkan dalam berbagai bentuk.

Seperti halnya ketika dia mengadakan jamuan makan mewah untuk seluruh rakyat di kota itu, dan bahkan melibatkan para pengunjung kota yang berkunjung ke Chios dengan jamuan yang hangat.

Kearsley menulis dalam artikelnya, bahwa Metrodora menyambut sejumlah pengunjung dengan cara mengambil alih arahan pertandingan kekaisaran sebagai pesta rakyat.

Kedermawanannya selalu mendatangkan pujian hingga ia dicintai rakyatnya. Wajar saja, ia mendapatkan kesempatan untuk memegang jabatan prestisius seperti Stephanophoros, hakim tertinggi di Chios. Tidak hanya sekali, tetapi dua kali!

Kekayaan yang tak tertandingi juga meliputi keluarga Metrodora. Keluarganya kerap berpindah antara kota Chios, Teos, dan Ephesus. Kepindahan tempat tinggal menjadi ciri khas keluarga terkemuka di Yunani Kuno selama periode ini.

"Tidak jarang orang-orang kaya seperti Metrodroa, memiliki perkebunan di berbagai wilayah di beberapa kota berbeda," pungkasnya. Perkawinan antar berbagai elite bangsawan lokal juga sering terjadi.

Kemapanan inilah menjadi satu bukti dari kesuksesan seorang wanita dalam catatan sejarah Romawi. Ia benar-benar dikenang tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi seorang wanita tangguh yang mampu memakmurkan negerinya.