Akhir Hidup Tragis Al Capone, Gangster Legendaris dalam Sejarah Dunia

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 9 September 2023 | 15:00 WIB
Meskipun ada banyak gangster dalam sejarah dunia, mafia Chicago Al Capone selalu menonjol. Berlawanan dengan masa mudanya, ia menjalani akhir hidup yang tragis. (Pennsylvania Department of Corrections)

Nationalgeographic.co.id—Meskipun ada banyak gangster dalam sejarah dunia, mafia Chicago Al Capone selalu menonjol. Hanya dalam kurun waktu satu dekade, Al Capone bangkit dari preman jalanan menjadi “Musuh Publik No. 1”. Memiliki “karier” yang mencengangkan, akhir hidupnya dan kematiannya terbilang cukup aneh.

Saat masih menjadi gangster berpangkat rendah dan penjaga rumah bordil, Al Capone terjangkit penyakit sifilis. Dia memilih untuk mengabaikan penyakitnya. “Pada akhirnya, penyakitnya itulah yang menyebabkan kematian dini pada usia 48 tahun,” tulis Marco Margaritoff di laman All That’s Interesting.

Selama beberapa dekade, Al Capone menjadi ikon karena tindakannya yang kurang ajar dan penuh kekerasan sebagai gangster.

Namun hari-hari terakhir yang suram sebelum kematian Al Capone mungkin merupakan babak paling tak terlupakan dalam sejarah hidupnya.

Asal-usul penyakit sifilis dan kegilaan yang jadi penyebab kematian gangster legendaris dalam sejarah dunia itu

Al Capone lahir dari pasangan Teresa Raiola dan seorang tukang cukur bernama Gabriel pada 1899 di New York. Orang tua Al Capone beremigrasi dari Napoli dan bekerja sangat keras untuk keluarga. Tragisnya, putra mereka memukul seorang guru dan dikeluarkan dari sekolah pada usia 14 tahun.

Ia tumbuh menjadi penjahat muda yang bercita-cita tinggi. Al Capone bertindak kasar dalam pertaruhan apa pun yang bisa ia lakukan. Dari rentenir, pemerasan, hingga mematikan persaingan, ambisinyalah yang mendorongnya maju.

Namun bagaimana gangster legendaris itu bisa terjangkit sifilis dan gangguan kesehatan mental?  Semua itu berawal dari pekerjaan pertamanya sebagai penjaga di salah satu rumah bordil “Big Jim” Colosimo.

Bekerja di rumah bordil, Al Capone bebas berhubungan dengan banyak pelacur yang bekerja di tempat yang sama. “Alhasil, ia pun terjangkit penyakit sifilis dan terlalu malu untuk mencari pengobatan,” tambah Margaritoff.

Dia segera memikirkan hal lain selain mikroba berbahaya yang masuk ke organ tubuhnya. Jadi Al Capone fokus berkolusi dengan Torrio untuk membunuh Colosimo dan mengambil alih bisnisnya. Hal tersebut tersebut dilakukan pada 11 Mei 1920 dan Al Capone sangat dicurigai terlibat.

Kerajaan Al Capone tumbuh sepanjang dekade ini, begitu pula kegilaannya yang disebabkan oleh sifilis.

Kemampuan intelektual Al Capone terganggu