Selat Bering Jadi Saksi Sejarah Diaspora Penduduk Awal Amerika

By Galih Pranata, Kamis, 14 September 2023 | 12:00 WIB
Selat Bering menghubungkan benua Asia dengan Amerika yang menjadi saksi bisu adanya sejarah diaspora penduduk awal benua Amerika. (NASA/GSFC/JPL/MISR-Team/Wikimedia Commons)

Teori ini didasari berkat adanya penelitian tentang fosil dan artefak asing di kawasan Amerika. Pada tahun 1930-an, para ilmuwan memeriksa tumpukan tulang mamut di Clovis, tempat mereka menemukan ujung tombak yang khas.

Sejak itu, puluhan ribu “titik Clovis” telah ditemukan di seluruh Amerika Utara dan hingga Venezuela bagian selatan. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa orang-orang Clovis pastilah orang-orang pertama di Amerika, yang tiba 13.000 tahun yang lalu.

Budaya Clovis adalah budaya arkeologi Paleoamerika prasejarah, dinamai berdasarkan perkakas batu dan tulang berbeda yang ditemukan terkait erat dengan fauna Pleistosen.

Namun, ahli geologi memperumit masalah dengan menyatakan bahwa Selat Bering baru bisa dilewati 10.000 atau 12.000 tahun yang lalu. Hal ini memunculkan teori bahwa manusia purba mungkin telah berlayar menyusuri pantai Pasifik menuju Dunia Baru.

Sementara itu, pada tahun 2015, ahli genetika Universitas Harvard Pontus Skoglund menemukan hubungan DNA antara suku Indian Amazon dan masyarakat adat di Australia dan Nugini.

Warisan dari sejarah diaspora Amerika ini—yang masih ada dalam genom beberapa orang Siberia saat ini—menambah bukti arkeologis yang menunjukkan bahwa orang Amerika Utara telah melakukan kontak dengan tetangga mereka di Asia utara selama ribuan tahun sebelum orang Eropa tiba.

Fakta bahwa orang-orang dari Asia utara dan Amerika Utara pernah melakukan kontak tidaklah mengejutkan jika kita mempertimbangkan seberapa dekat kedua daratan tersebut satu sama lain.

Meski demikian, kapan dan bagaimana tepatnya sejarah diaspora manusia pertama kali tiba di benua Amerika merupakan salah satu perdebatan lama dalam arkeologi.

Namun, yang jelas bahwa Siberia pernah menjadi sarang migrasi yang menghubungkan orang-orang Siberia kuno dengan populasi yang jauh seperti Jepang dan Greenland, demikian temuan para peneliti.

Mengenai Selat Bering, meskipun penduduk awal wilayah tersebut mungkin terisolasi satu sama lain setelah hilangnya Jembatan Darat di Selat Bering, generasi selanjutnya tidak akan begitu terbatas. Mereka telah menemukan teknologi pelayaran.

Seiring berjalannya waktu, ada dugaan bahwa terdapat banyak gelombang, atau bahwa orang-orang tertentu dengan teknologi tertentu menyebar dari utara ke selatan.

Sampai pada era kedatangan pasukan Columbus, benua Amerika telah dihuni oleh kelompok-kelompok suku yang tersebar di benua utara dan selatan dalam jumlah yang besar, yang membuktikan adanya sejarah diaspora penduduk awal Amerika.