Sejarah Yunani Kuno: Ketika Seledri Jadi Persembahan untuk Orang Mati

By Sysilia Tanhati, Jumat, 15 September 2023 | 11:00 WIB
Dalam sejarah Yunani kuno, rangkaian seledri diletakkan di makam sebagai persembahan bagi orang yang meninggal. (Gela Painter/Walters Art Museum )

Nationalgeographic.co.id—Saat meninggalkan bunga di kuburan, bunga lili atau mawar adalah pilihan yang umum. Bunga-bunga untuk upacara pemakaman tersebut biasanya dirangkai. Konon, tradisi meletakkan karangan bunga di makam sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Contohnya dalam sejarah Yunani kuno.

Orang Yunani kuno menggunakan tumbuh-tumbuhan untuk merayakan kemenangan dan menghormati kematian. Bahkan hingga kini, orang Yunani modern masih memiliki tradisi memberikan mahkota dari karangan bunga pada pemenang lomba.

Di masa lalu, orang Yunani kuno memiliki cara unik untuk menunjukkan rasa cintanya. “Baik pada pemenang atau orang yang meninggal,” tulis Anne Ewbank di laman Atlas Obscura. Dalam sejarah Yunani kuno, mereka menggunakan seledri. Di Yunani kuno, cara paling ampuh untuk menunjukkan rasa cinta pada orang yang telah meninggal adalah dengan memberikan seledri yang dirangkai.

Tradisi mempersembahkan rangkaian seledri bagi orang yang meninggal sangat umum di Yunani kuno. Namun kebiasaan tersebut tidak dilakukan lagi kini.

Jenis seledri yang berbeda digunakan di Yunani kuno

Saat itu, jenis seledri yang digunakan adalah seledri yang sangat berbeda dengan seledri di masa kini.

Berasal dari Mediterania dan Timur Tengah, seledri liar memiliki batang tipis dan rasa pahit. Baru kemudian para petani membudidayakan seledri agar memiliki tulang rusuk yang kokoh dan profil yang lebih manis.

Mengapa seledri dipersembahkan bagi orang yang meninggal di Yunani kuno?

Bau seledri liar yang kuat dan warnanya yang gelap menurut orang Yunani kuno bersifat chthonic positif. “Dalam sejarah Yunani kuno, sifat itu dikaitkan dengan Dunia Bawah dan kematian,” ungkap Ewbank.

Hasilnya, seledri menjadi bagian penting dalam upacara penguburan. Di Yunani kuno, seledri menutupi makam. Bahkan, orang mati sering kali dimahkotai dengan seledri. Plutarch menyebut seledri sebagai tanaman yang paling umum digunakan untuk tujuan tersebut.

Tapi kenapa seledri yang dipilih untuk pemakaman? Sejarawan telah melontarkan berbagai teori tentang mengapa orang mati perlu diberi karangan bunga. Apakah mungkin karena mereka menghadapi hidup dengan keberanian dan pantas dikuburkan sebagai pahlawan? Penulis Robert Garland menolak hal ini dan mendukung teori lain.

Menurut Garland, orang mati diberi mahkota heroik untuk menambah martabat dan kecemerlangannya.

Penulis lain, seperti Pliny the Elder dari Romawi kuno, menganggap seledri dilarang dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari. Pasalnya, seledri sering digunakan pada jamuan pemakaman.

Kaitan seledri dengan kematian bahkan masuk dalam leksikon. Ungkapan deisthai selinon atau membutuhkan seledri bukan berarti seseorang perlu mengonsumsinya. Ungkapan itu berarti seseorang hampir meninggal.

“Hubungan antara seledri dan orang mati adalah hal yang berulang dalam pemikiran Yunani,” tulis ahli klasik Corinne Ondine Pach. Pada pertandingan Nemea dan Isthmian, keduanya dikaitkan dengan kematian, pemenangnya dianugerahi mahkota seledri.

Makna ganda seledri dalam sejarah Yunani kuno

Seledri memiliki makna ganda yang aneh dalam sejarah Yunani kuno. Sebuah ensiklopedia tumbuhan menyebutnya sebagai simbolisme ganda yaitu kematian dan kemenangan.

Seledri dan peterseli, keduanya dalam keluarga Apiaceae, sering dianggap sama dalam tulisan-tulisan kuno. Akibatnya, kedua tanaman tersebut dianggap mampu mengusir roh jahat di Eropa. Seperti seledri, peterseli pun akhirnya memiliki reputasi yang buruk.

Peterseli dulu didedikasikan untuk Persephone, Ratu Dunia Bawah. Para petani kemudian mengungkapkan bahwa benih peterseli yang berkecambah lambat perlu mengunjungi setan sembilan kali sebelum akhirnya tumbuh subur.

Penggunaan seledri di kebudayaan lain

Daun seledri dan bunganya adalah bagian dari karangan bunga yang ditemukan di makam Firaun Tutankhamun.

Seledri yang berasal dari abad ketujuh Sebelum Masehi ditemukan di Heraion di Samos. Namun, karena seledri tumbuh liar di kawasan ini, sulit untuk memutuskan apakah sisa-sisa ini mewakili bentuk liar atau budidaya.

Hanya pada zaman klasik dapat dipastikan bahwa seledri telah dibudidayakan.

Seledri juga digunakan untuk makanan dan pengobatan

Seledri biasanya dimakan dimasak sebagai sayuran atau sebagai penyedap dalam berbagai kaldu, sup dan beragam masakan lainnya. Di Amerika Serikat, seledri mentah disajikan tanpa hidangan lain. Kadang, seledri disajikan dengan olesan atau saus sebagai hidangan pembuka dan salad.

Biji seledri memiliki rasa dan aroma yang mirip dengan tanaman itu sendiri dan digunakan sebagai bumbu. Orang Tiongkok kuno memanfaatkan seledri sebagai obat.

Penggunaan seledri sudah ada sejak tahun 850 Sebelum Masehi, seperti yang diyakini telah disebutkan dalam Homer's Odyssey. Seledri sebenarnya merupakan tanaman rawa yang liar dan pahit.

Ribuan tahun berlalu, tradisi mempersembahkan rangkaian seledri sudah tidak dilakukan lagi di Yunani modern.