Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Persia merupakan salah satu kekaisaran terkuat dan terbesar di dunia kuno. Persia juga merupakan salah satu peradaban terbesar di masa lalu. Tidak seperti Yunani kuno, Kekaisaran Romawi, atau Kekaisaran Tiongkok, Kekaisaran Persia tidak memiliki banyak dokumentasi.
Namun bukan berarti Kekaisaran Persia tidak memiliki kontribusi bagi dunia, terutama dunia modern. Alasan mengapa Iran saat ini menjadi tempat yang membanggakan dan berbeda, sebagian disebabkan oleh kejayaan Kekaisaran Persia.
Jadi, apa yang diberikan oleh Kekaisaran Persia kepada dunia modern?
Semua jalan menuju ke Persepolis
Jalan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Mesir kuno dan Sumeria punya jalan. Bahkan permukiman pertama mungkin menggunakan beberapa batu untuk membuat jalan.
Namun Kekaisaran Persia yang pertama memperkenalkan the Royal Road. Di bawah Dinasti Akhemeniyah (550–330 Sebelum Masehi), mereka membangun jaringan jalan sepanjang lebih dari 2.500 kilometer.
Jaringan jalan yang dibangun oleh Kekaisaran Persia Akhemeniyah membentang dari provinsi pinggiran terluar hingga ibu kotanya, Persepolis. Bangsa Romawi, yang terkenal dengan jalanannya, mempelajari dan mencontoh bangsa Persia.
Jaringan jalan diperlukan untuk sebuah kekaisaran yang terorganisir, efisien, dan terintegrasi. Tanpa jaringan jalan yang baik, kekaisaran hanyalah kumpulan kerajaan-kerajaan bawahan yang tidak terhubung satu sama lain.
Sistem pos formal muncul di Kekaisaran Persia selama pemerintahan Darius Agung
Bangsa Persia menemukan sistem pos formal dan berfungsi yang disebut chapar khaneh. Bangsa Mesir kuno dan Asiria mempunyai jasa penulisan dan kurir. Namun baru pada masa pemerintahan Darius I (548-486 Sebelum Masehi) dunia mendapatkan sistem pos yang pertama.
Seorang tukang pos Kekaisaran Persia yang membawa parsel akan menaiki seekor kuda. Kuda akan berlari kencang hingga kelelahan. Kurir kemudian bertukar kuda di rumah pertukaran (yang jaraknya kira-kira 1 hari). Setelah beristirahat sejenak, mereka akan melanjutkan perjalanan.
Sistem satrap
Kekaisaran Persia bukan sekadar kekaisaran militer yang diperintah dengan pedang dan kekerasan. Kekaisaran Persia adalah kekuasaan yang terintegrasi dan terpusat dengan birokrasi yang matang. “Juga infrastruktur politik yang berfungsi dengan baik,” tulis Jonny Johnson di laman Big Think. Semua dijalankan melalui sistem satrap atau penjaga provinsi.
Satrap adalah gubernur lokal yang diangkat oleh kaisar dan diberi kebebasan regional tertentu untuk melakukan yang terbaik. Namun semuanya harus bermanfaat bagi kekaisaran.
Ada sekitar 20 satrap yang menguasai wilayah seluas 5 juta kilometer persegi. Alih-alih pelimpahan kekuasaan secara total, sistem ini menciptakan zona administratif. Zona administratif ini memfasilitasi pemerintahan yang efektif namun dengan pengawasan yang teratur.
Taman yang indah
Alasan sebagian besar rumah memiliki taman atau pekarangan mungkin karena bangsa Persia. Orang Mesir kuno punya oasis yang indah, orang Babilonia punya Taman Gantung.
Sedangkan orang Persia menjadikan taman sebagai hal yang umum. Orang Persia kuno memandang taman sebagai surga di bumi. Siapa pun yang mampu akan menyewa tukang kebun lanskap atau ahli hortikultura. Mereka akan memastikan sesuatu yang hijau dan indah selalu terlihat di rumah.
Menurut sejawaran kuno Herodotus, kaisar Xerxes I bahkan memiliki kebun buah-buahan. Kebun itu dipenuhi dengan segala jenis pohon yang menghasilkan buah yang dapat dimakan.
Toleransi di Kekaisaran Persia
Di bawah kaisar-kaisar besar Dinasti Akhemeniyah, orang-orang yang ditaklukkan diizinkan untuk mempertahankan keyakinan dan praktik keagamaan mereka. “Selama hal itu tidak mengganggu stabilitas Kekaisaran Persia,” tambah Johnson lagi.
Kekaisaran Persia membentang di tiga benua dan merupakan federasi yang beragam dan terdiri dari banyak suku, etnis, dan identitas agama. Adalah hal yang wajar jika seorang Yahudi, Manichaean, atau Zoroastrian memperdebatkan teologi dalam wadah peleburan budaya yaitu Persepolis.
Hasilnya, wilayah-wilayah di Kekaisaran Persia menjadi sumber inovasi ilmiah, filosofis, dan teknologi yang hebat. Kerajaan-kerajaan sebelum Persia, seperti Mesir kuno dan Asiria, memaksa orang-orang untuk tunduk pada dewa-dewa mereka. Rakyat juga harus mengikuti tradisi dan kepercayaan pemimpinnya.
Salah satu kaisar sekaligus pendiri Dinasti Akhemeniyah, Cyrus the Great, dianggap sebagai pendukung awal hak asasi manusia oleh banyak orang. Di seluruh kekaisarannya, Cyrus menerapkan kebijakan toleransi beragama. Kebijakan bijaknya telah dikagumi dan ditiru oleh para penguasa, negarawan, dan filsuf hingga saat ini.
Kekaisaran Persia telah memberikan banyak hal kepada dunia modern. Kekaisaran ini merupakan pusat dunia kuno selama setengah milenium.
Kekaisaran Persia adalah kekaisaran pertama yang memiliki ambisi tulus: menyatukan banyak orang di bawah satu kekaisaran. Persia adalah salah satu kekaisaran pertama yang menyadari bahwa keberagaman dan multikulturalisme bisa menjadi kekuatan.
Sayangnya, keberhasilan Kekaisaran Persia sering diabaikan dalam diskusi sejarah. Dalam banyak hal, dan ironisnya, hal ini sebagian disebabkan oleh keberhasilan inovasi Kekaisaran Persia. Jalan raya, layanan pos, dan birokrasi administratif terpusat diwarisi oleh kekaisaran penerus yang lebih banyak kita bicarakan, seperti Romawi dan Kekhalifahan Abbasiyah.
Namun kita tidak boleh melupakan Kekaisaran Persia, dari sanalah peradaban modern dimulai.