Asal-usul Mumi Tarim Basin yang Kontroversial dalam Sejarah Manusia

By Sysilia Tanhati, Senin, 18 September 2023 | 17:00 WIB
Penemuan mumi Tarim Basin mendorong peneliti untuk mengungkap peran mereka bagi sejarah manusia modern. (Public Domain)

Saat ditemukan, mumi mengenakan pakaian cerah, terkadang rumit yang terbuat dari wol, bulu, atau kulit sapi. Ada yang mengenakan topi runcing mirip penyihir. Ada pula yang mengenakan kain tenun. Hal ini menunjukkan adanya ikatan dengan budaya Eropa Barat. (Michael Kan)

Salah satu mumi yang paling terkenal adalah mumi yang disebut Putri atau Kecantikan Xiaohe. Ia adalah seorang wanita berusia 3.800 tahun dengan rambut tipis, tulang pipi tinggi, dan bulu mata panjang yang masih terpelihara. Mumi Xiaohe seakan sedang tersenyum dalam kematian.

Mumi Xiaohe mengenakan topi besar dan pakaian bagus dan bahkan perhiasan saat meninggal. Tapi tidak jelas posisi apa yang mungkin dia miliki dalam masyarakatnya.

Studi pada tahun 2021 terhadap 13 DNA kuno mumi menghasilkan konsensus bahwa mereka termasuk dalam kelompok terisolasi. Kelompok tersebut hidup di wilayah yang sekarang mirip gurun selama Zaman Perunggu. Mereka mengadopsi praktik pertanian tetangga mereka tetapi tetap berbeda dalam budaya dan genetika.

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa mumi-mumi tersebut adalah keturunan orang Eurasia Utara Kuno. Mereka adalah sekelompok kecil pemburu-pengumpul kuno yang bermigrasi ke Asia Tengah dari Asia Barat. “Diperkirakan memiliki hubungan genetik dengan orang Eropa modern dan penduduk asli Amerika,” tambah Blakemore.

Apa yang mereka makan?

Topeng, ranting, barangkali benda-benda falus, dan tulang binatang yang ditemukan di kuburan mumi. Semua itu gambaran menarik tentang kehidupan dan ritual sehari-hari mereka.

Meskipun sebagian besar pertanyaan tentang budayanya masih belum terjawab, penguburan tersebut menunjukkan pola makan mereka. Juga fakta bahwa mereka adalah petani. Mumi-mumi tersebut dikuburkan bersama jelai, millet, dan gandum.

Bahkan kalung bergambar keju tertua yang pernah ditemukan. Hal ini menandakan bahwa mereka tidak hanya beternak, namun beternak hewan ruminansia.

Seperti apa kehidupan sehari-hari mereka?

Mulai dari penguburan hingga pembuatan keju, dan pakaian, semuanya mencerminkan teknik dan seni yang dipraktikkan di tempat-tempat yang jauh. Semua itu menunjukkan bahwa mereka bercampur dan belajar dari budaya lain. Penghuni Tarim Basin mengadopsi praktik budaya lain sehingga menjadi sebuah peradaban tersendiri dalam sejarah manusia.

Menurut peneliti, kehidupan sehari-hari mereka melibatkan segala hal mulai dari beternak hewan ruminansia hingga pengerjaan logam dan pembuatan keranjang. Semua itu didukung oleh fakta bahwa gurun di Tarim Basin dulunya lebih hijau dan memiliki banyak air.