Nationalgeographic.co.id—Museum Benteng Vredeburg kembali menyelenggarakan Vredeburg Fair. Dalam gelaran ke-9 ini, mereka mengangkat tema “Satoe Tetap Bersatu”.
Vredeburg Fair telah resmi dibuka pada 20 September hingga 23 November 2023. Vredeburg Fair 2023 hadir guna memfasilitasi bersatunya museum dan partisipasi aktif masyarakat dalam mewujudkan museum sebagai lembaga pendidikan yang inklusif, terbuka bagi siapa pun, dan dapat meningkatkan pemberdayaan industri kreatif masyarakat, serta selalu melibatkan komunitas dalam pengembangan museum.
Sebagai bagian dari unit museum yang berada dibawah naungan Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB), Museum Benteng Vredeburg melalui Vredeburg Fair 2023 hadir dengan semangat yang sejalan dengan komitmen MCB.
Mereka berupaya untuk menghadirkan berbagai program inovatif bagi masyarakat Indonesia guna mendukung pengembangan permuseuman sebagai sarana edukasi dan rekreasi yang terjangkau dan dapat diakses secara luas.
“Vredeburg Fair ke-9 ini merupakan salah satu program unggulan pertama yang dilaksanakan sejak MCB diresmikan," ujar Koordinator Komunikasi, Kemitraan, Program, dan Pengembangan Bisnis MCB, Titik Umi Kurniawati, seperti dalam keterangan tertulis MCB.
"Dengan adanya transformasi kelembagaan ini, MCB selalu mendukung perkembangan dan keberlanjutan program-program inovatif dari unit, seperti Vredeburg Fair. Harapan kami, minat masyarakat dan komunitas dalam mengunjungi serta berkolaborasi dan berpartisipasi aktif dengan permuseuman nasional semakin tinggi.”
Senada dengan tema besar Vredeburg Fair 2023, Pameran Temporer Museum ‘SATOE’ mengangkat kisah sejarah perjuangan Indonesia selama Periode Revolusi di Yogyakarta.
Tema ‘SATOE’ diambil sebagai penjabaran bahwa perjuangan yang dilakukan oleh beberapa elemen masyarakat, merupakan bentuk gerakan masing-masing kelompok yang memiliki satu tujuan, yaitu Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Selain itu, Vredeburg Fair 2023 juga menghadirkan program acara GoweSejarah ‘Satu Kayuh, Bersatu, Melaju untuk Museum’ yang akan dilaksanakan pada 15 Oktober 2023. GoweSejarah akan diikuti oleh 150 peserta, dengan perjalanan yang dimulai dari Museum Perjuangan dan selesai di Museum Benteng Vredeburg.
Jarak tempuh yang akan dilalui para pesepeda dalam acara ini adalah sejauh 15 kilometer. Para pesepeda memiliki agenda kunjungan ke tiga museum, yakni Monumen Perjuangan TNI AU, Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Soedirman, dan Museum Sandi.
Ada pula Gelar Karya Komunitas bertajuk ‘Ragam Komunitas, Satu Nafas', Acara ini diharapkan menjadi daya tarik bagi pengunjung dengan minat yang sama dengan komunitas partisipan.
Gelar Karya Museum ini berlangsung pada 20 hingga 24 September 2023 pukul 08.00-21.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh 34 peserta yang terdiri dari museum mitra seperti Museum Sangiran; Museum Song Terus dan Museum Penerangan TMII, Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia, sekolah, komunitas seni, sosial, dan crafting serta kuliner.
Vredeburg Fair juga dimeriahkan dengan panggung kesenian ‘Swara Senja’ yang memberikan kesempatan kepada komunitas dan masyarakat untuk menampilkan karyanya kepada masyarakat. Ada pula konser musik dari Soegi Bornean.
Ketua Panitia Vredeburg Fair 2023, Muri Kurniawati, mengungkapkan, “Selama dua bulan Vredeburg Fair berlangsung, layanan museum akan hadir dan kegiatan akan dibuka hingga malam hari."
"Hal ini merupakan respons kami dari banyaknya permintaan masyarakat dan komunitas agar waktu dan ruang dihadirkan lebih panjang. Tahun ini, Vredeburg Fair menargetkan capaian kunjungan sejumlah 51.000 pengunjung.”
Museum Benteng Vredeburg yang mengadakan Vredeburg Fair berlokasi di Kota Yogyakarta. Museum ini menempati benteng bersejarah yang dulunya menjadi pusat kekuatan kolonial Belanda.
Di dalam museum ini terdapat koleksi yang mengesankan dari peristiwa-peristiwa penting, dokumentasi, senjata, dan artefak lainnya yang mencerminkan semangat perlawanan dan semangat patriotisme dalam merebut kembali kemerdekaan Indonesia.
Kini pengelolaan Museum Benteng Vredeburg bernaung di bawah MCB yang merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemristekdikti) Republik Indonesia. Saat ini MCB bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 36 situs cagar budaya nasional di Indonesia.
Diresmikan pada tahun 2022, MCB berambisi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya. MCB mengedepankan pelestarian, pelayanan publik, dan pemanfaatan yang berbasis perlindungan.