Ashikaga Yoshiteru, Kisah Pilu Penguasa Boneka di Kekaisaran Jepang

By Sysilia Tanhati, Minggu, 24 September 2023 | 10:00 WIB
Di era Kekaisaran Jepang feudal, shogun berkuasa dan memerintah di kekaisaran. Di masa itu, perebutan kekuasaan kerap terjadi. Alhasil, penguasa boneka pun bermunculan di Kekaisaran Jepang. (Tosa Mitsuyoshi)

Apa yang sebenarnya terjadi pada Ashikaga Yoshiteru? Ketika Miyoshi Nagayoshi meninggal pada tahun 1564, Yoshiteru akhirnya memiliki kesempatan untuk merebut kembali kekuasaan dan otoritas penuh shogun.

Punggawa Miyoshi Nagayoshi, Matsunaga Hisahide, juga menganggap kematian ini sebagai kesempatan sempurna untuk memerintah. Mereka telah melakukan penyergapan di kastel Yoshiteru dengan menghancurkan bangunan demi bangunan sebelum mencapai benteng utama.

Tidak ada bantuan yang tiba tepat waktu untuk Yoshiteru dan hanya ada beberapa pasukan di rumahnya yang melindunginya. Orang-orang ini segera dikuasai oleh Hisahide. Penyergapan ini, dengan pasukan dan bala bantuan yang minim, membuat Yoshiteru terlalu lemah untuk melawan para pelaku baru ini.

Yoshiteru dikenal sebagai shogun Jepang terakhir yang efektif. Ia memiliki kesempatan dan motivasi untuk mengeklaim kembali kekuasaan shogun dari panglima perang daimyo yang mementingkan diri sendiri di sekitarnya.

Sebagai pemimpin, Ashikaga Yoshiteru sangat dihormati dan bahkan dianggap sebagai pemimpin yang hebat, seperti ayahnya sebelumnya. Sama seperti pemimpin terhormat di Kekaisaran Jepang lainnya, tidak ada seorang pun yang ingin terbunuh di tangan musuh. Ketika dia menyadari bahwa harapannya kecil untuk menang melawan pemberontakan, dia bunuh diri.

Hal Penting pada pemerintahan Ashikaga Yoshiteru

Ashikaga Yoshiteru adalah shogun yang kuat dan terpintar di zaman Muromachi. Dia tercatat melakukan negosiasi perdamaian dengan daimyo kuat di luar Kyoto. “Uesugi Kenshin, Mori Motonari, dan Oda Nobunaga sebagai beberapa dari mereka,” tambah Nagai.

Ashikaga Yoshiteru menjadi panutan bagi para panglima perang. Hal ini membuatnya mendapatkan kepercayaan dan dukungan lebih lanjut dari keluarga yang berkuasa. Selain itu, ia juga merupakan pendekar pedang terkenal yang kemampuannya setara dengan leluhurnya, Ashikaga Takauji.

Saat ia meninggal, panglima perang yang kuat dari seluruh Kekaisaran Jepang melakukan perjalanan ke ibu kota. Mereka memberikan penghormatan terakhirnya kepada shogun. Selain itu, jeda kepemimpinan selama 3 tahun setelah kematiannya merupakan indikasi jelas bahwa ia sulit digantikan.

Di tahun-tahun mendatang, putranya Yoshiaki akan mengambil peran keshogunan setelah kematian Yoshihide. Shogun ke-15 ini menjadi shogun terakhir dari Klan Ashikaga sebelum Keshogunan Tokugawa mengambil alih kepemimpinan Kekaisaran Jepang.