Studi ini memiliki implikasi kebijakan yang penting terhadap konservasi ekosistem pesir dan pembangunan ekonomi. Di negara-negara berkembang, kurangnya data jasa ekosistem yang berkualitas telah menunda evaluasi ilmiah dan mempercepat degradasi ekosistem pesisir.
Studi ini mengatasi masalah ini dan mengatasi potensi perancu dengan menggabungkan informasi satelit tentang hilangnya mangrove dan data rumah tangga.
Temuan ini menunjukkan bahwa degradasi ekosistem mempunyai kaitan negatif dengan kesejahteraan sosial, khususnya di masyarakat pedesaan yang rentan.
Terlepas dari kontribusinya, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, tidak jelasnya mekanisme yang menghubungkan ekosistem mangrove dan kesejahteraan perikanan.
Namun, konsensus dalam literatur ekologi dan perikanan adalah bahwa mangrove memberikan manfaat pada sumber daya laut dalam berbagai cara. Kemudian hasil estimasi secara konsisten mendukung hubungan antara ekosistem mangrove dan kesejahteraan perikanan.
Misalnya saja, hilangnya hutan mangrove meningkatkan jumlah tenaga kerja untuk menangkap ikan dan berhubungan dengan tingginya harga ikan segar di pasar lokal.
Sehingga mungkin mencerminkan peningkatan biaya produksi dan penurunan hasil tangkapan ikan di wilayah setempat. Hal ini menunjukkan adanya mekanisme yang masuk akal yang mendasari dampak buruk terhadap kesejahteraan perikanan.
Demikian pula, hasil yang diperoleh tidak mempertimbangkan perbedaan tipe ekosistem mangrove. Terdapat banyak spesies mangrove di Indonesia, dan peran ekologis ekosistem mangrove terhadap sumber daya ikan mungkin berbeda-beda tergantung spesiesnya.
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media bersama Saya Pilih Bumi, Sisir Pesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.