Nationalgeographic.co.id—Penjajah Spanyol memang berhasil membunuh raja terakhir Kekaisaran Inca dengan mudah karena pengkhianatan, tapi mereka akan menghadapi pemberontakan bertahun-tahun setelahnya. Mereka bahkan menghadapi penguasa boneka yang mereka bentuk sendiri.
Pada tahun 1536, raja boneka Inca Manco Inca Yupanqui memimpin pemberontakan. Tentara Kekaisaran Inca mungkin berjumlah 100.000 prajurit dan mereka siap mengusir Spanyol.
Sementara penjajah Spanyol dipimpin oleh Hernando Pizarro hanya berjumlah 196 prajurit. 110 prajurit infanteri dan 86 penunggang kavaleri.
Mereka juga didukung oleh sekitar 2.000 sekutu India (kebanyakan Cañaris dan Chachapoyas), sejumlah budak Afrika, dan satu artileri.
Benteng Sacsayhuamán dengan mudah direbut karena Hernando gagal memperkuat garnisun. Dari ketinggian ini, suku Inca meluncurkan batu-batu panas dengan menggunakan ketapel mereka, dan batu-batu tersebut membakar atap jerami kota.
Mereka menyerbu jalanan yang dipenuhi asap, suku Inca melawan musuh dalam pertarungan tangan kosong yang kejam.
Ketika pertempuran mencapai ruang terbuka di alun-alun, kavaleri penjajah Spanyol akhirnya dapat beroperasi. Akan tetapi orang-orang Eropa terpaksa mundur ke pertahanan yang lebih baik di jantung kota suci.
Mereka yang terkepung sangat terbantu oleh penduduk asli yang membawa perbekalan makanan ke kota pada malam hari. Sementara itu, suku Inca membangun penghalang dan lubang berduri di setiap jalan untuk mencegah terobosan kavaleri penjajah Spanyol.
Hernando kemudian memerintahkan infanteri dan kavaleri asalnya untuk digunakan bersama-sama untuk mencoba membuka blokir jalur tertentu. Itu adalah taktik yang pada akhirnya memungkinkan Spanyol untuk menerobos ke medan yang lebih terbuka di pinggiran kota.
Kemenangan SpanyolJuan Pizarro ditugaskan memimpin pasukan yang terdiri dari 50 kavaleri dan 120 infanteri untuk merebut kembali benteng Sacsayhuamán.
Juan menyerang benteng secara tiba-tiba dari luar setelah membuatnya tampak seperti pasukannya akan berangkat ke Lima. Namun demikian, dua serangan pertama Spanyol gagal di bawah gempuran ketapel Inca.
Serangan ketiga di gerbang utama berhasil, meskipun Juan terluka parah dalam aksi tersebut, dan saudaranya Gonzalo mengambil alih komando. Kedua belah pihak sekarang fokus di Sacsayhuamán, masing-masing komandan memperkuat pasukannya di sana.
Hernando Pizarro mengambil alih serangan itu dan, dengan menggunakan tangga di malam hari, berhasil memanjat tembok benteng. Ia memaksa suku Inca mundur ke bagian dengan tiga menara.
Akhirnya, suku Inca kehabisan amunisi batu untuk dilontarkan. Mereka pun tersingkir, banyak yang lebih memilih untuk melompat mati dari tembok tinggi daripada dibantai oleh pedang penjajah Spanyol.
Pasukan Kekaisaran Inca yang mengepung sebagian besar terdiri dari para petani yang dipaksa untuk menjalani wajib militer. Mereka tidak dapat meninggalkan hasil panen mereka tanpa membuat komunitas mereka kelaparan.
Pada bulan Agustus, pengepungan harus dihentikan. Sisa-sisa tentara Kekaisaran Inca dipindahkan kembali ke Ollantaytambo (Ullantaytampu) sekitar 72 km ke arah barat laut.
Manco Inca memerintahkan agar karung besar ditinggalkan di Cuzco di mana orang Spanyol dapat menemukannya. Para penjajah Spanyol menemukan hadiah mereka, tetapi di dalamnya ada kepala rekan senegaranya yang dipenggal dan dibunuh oleh suku Inca.
Juga di dalam karung itu ada surat-surat dan secercah harapan, bala bantuan Spanyol sedang dalam perjalanan.
Francisco Pizarro memiliki pasukan bersenjata yang sekarang tersebar di seluruh Amerika Selatan, dan pilihannya terbatas.
Akan tetapi, ketika dia mendengar tentang pengepungan di Cuzco pada awal Mei 1536, dia mengirimkan dua pasukan bantuan. Satu dengan 60 kuda, yang lainnya dengan 80 kuda. .
Kedua pasukan tersebut dimusnahkan oleh tentara Kekaisaran Inca di bawah komando jenderal Inca Quizo Yupanqui, yang menyergap dan menjebak kedua pasukan di jurang.
Ketika Pizarro mendengar berita buruk itu, dia menulis surat kepada semua gubernur Dunia Baru dalam upaya putus asa untuk merekrut anggota baru ke Amerika Selatan.
Sekalipun seruannya ditanggapi dengan baik, dibutuhkan waktu beberapa bulan hingga bala bantuan tiba. Pizarro dan Cuzco harus berdiri sendiri melawan perlawanan sisa-sisa tentara Kekaisaran Inca.
Pengepungan KeduaPizarro di Lima diserang oleh pasukan besar yang dipimpin oleh Quizo pada bulan September 1536. Kavaleri Spanyol sekali lagi terbukti tak terkalahkan, dan jenderal Kekaisaran Inca terbunuh.
Sementara itu, di Cuzco, Hernando Pizarro kini memimpin serangan yang lebih ambisius ke luar kota untuk mendapatkan pasokan yang sangat dibutuhkan. Namun suku Inca mulai membangun kekuatan yang cukup untuk mengepung kota untuk kedua kalinya.
Mengetahui dari pengalaman bahwa pasukan Inca tidak berguna tanpa pemimpinnya, Hernando memutuskan untuk mengejar Manco Inca di Ollantaytambo. Ia memiliki kekuatan 70 kavaleri dan 4.000 infanteri sekutu pada bulan Januari 1537.
Suku Inca telah menempatkan diri mereka di belakang serangkaian benteng bertingkat yang kokoh, dan orang-orang Spanyol tidak dapat menembus benteng tersebut.
Lebih buruk lagi, Manco Inca telah mengalihkan Sungai Vilcanota dan membanjiri tempat yang sebelumnya merupakan medan yang baik untuk kavaleri. Hernando terpaksa kembali ke Cusco.
Pada bulan November 1536, Pizarro, yang masih berada di Lima, telah memanggil kembali semua anak buahnya dari berbagai ekspedisi. Ia menerima bala bantuan dari utara dan bahkan Spanyol.
Dia mengirim pasukan yang terdiri dari 350 orang Eropa, termasuk lebih dari 100 kavaleri, untuk membebaskan Cuzco.
Pasukan ini ditambah dengan 200 bala bantuan lainnya dalam perjalanan ke ibu kota Inca. Pada saat yang sama, Almagro kembali dari ekspedisinya ke Chili dengan 400 orang.
Menghadapi jumlah kavaleri yang besar ini, pada bulan Maret 1537, Manco Inca terpaksa mundur lagi dari Cusco. Pengepungan kedua berhasil dipatahkan
Dia berharap Spanyol bisa saling bertarung dalam persaingan memperebutkan kekuasaan dan emas. Pada tanggal 18 April 1537, Diego de Almagro mengambil alih kendali Cuzco dari Hernando dan Gonzalo Pizarro.
Almagro adalah saingan Pizarro untuk mengambil alih kekaisaran Inca. Almagro memenjarakan Hernando Pizarro di Cusco pada tanggal 25 Juli 1537 tanpa pertempuran berarti.
Meskipun Almagro kemudian dikalahkan dan dieksekusi karena keberaniannya. Secara keseluruhan, para pembela Cusco telah kehilangan tidak lebih dari 20 orang Spanyol dibandingkan ribuan orang di pihak Inca.
Namun, lebih dari 700 orang Spanyol telah terbunuh selama pemberontakan di wilayah sekitar Cusco dan ketika pasukan bantuan yang dikirim dari Lima dikalahkan.