Misteri Tanggal Terjadinya Kiamat Menurut Kalender Sejarah Aztec

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 5 Oktober 2023 | 13:00 WIB
Kalender Aztec adalah salah satu artefak paling menarik di dunia kuno. (Public domain)

 

Nationalgeographic.co.id—Peninggalan sejarah Kekaisaran Aztec sangat beragam. Salah satunya kalender Aztec, artefak paling menarik di dunia kuno. Kalender ini juga bisa menghitung berakhirnya dunia atau kiamat menurut suku Aztec.

Lebih dari sekedar alat untuk menandai berlalunya hari, kalender ini menjadi sebuah catatan langka tentang pemahaman mendalam sejarah Aztec tentang kosmos dan tempat mereka di dalamnya.

Desain kalender yang rumit dan gambaran simbolis mencerminkan keyakinan kosmologis suku Aztec dan pemahaman rumit mereka tentang alam.

Akar Kalender Aztec dapat ditelusuri kembali ke peradaban Mesoamerika sebelumnya, terutama Olmec dan Maya, yang telah mengembangkan sistem ketepatan waktu yang canggih jauh sebelum munculnya Kekaisaran Aztec.

Kalender awal ini menggabungkan siklus bulan dan matahari dengan cara yang kompleks, menjadi dasar bagi pengembangan Kalender Aztec.

Kalender Aztec diadopsi dan disempurnakan oleh suku Aztec dari sistem Mesoamerika awal setelah mereka menetap di Lembah Meksiko pada abad ke-14.

Suku Aztec atau Mexica merupakan pendatang yang relatif terlambat di wilayah tersebut. Mereka menyerap banyak pengetahuan budaya dan ilmiah dari peradaban yang mendahului mereka.

Representasi paling terkenal dari Kalender Aztec adalah Batu Matahari, sebuah piringan berukir besar yang ditemukan di alun-alun utama Mexico City, Zócalo pada tahun 1790.

Patung monumental ini sering disalahartikan sebagai "Kalender Aztec", sebenarnya adalah altar pengorbanan. Namun, kalender ini berisi representasi sistem kosmologi dan kalender Aztec yang terperinci dan kompleks, menjadikannya artefak kunci untuk memahami Kalender Aztec.

Kecanggihan Desain Kalender Aztec

Kalender Aztec kaya akan simbol dan ikonografi. Setiap elemen membawa makna dan makna mendalam dalam pandangan kosmologis Aztec. (Historyskills)

Kalender Aztec sering disebut sebagai Kalender Mesoamerika. Bukan sistem tunggal, melainkan kombinasi dua kalender berbeda namun saling terkait yaitu Tonalpohualli atau kalender suci dan Xiuhpohualli atau kalender matahari.

Tonalpohualli, juga dikenal sebagai kalender 260 hari adalah sistem tertua dari kedua sistem tersebut dan diperkirakan berasal dari peradaban Olmec. Terdiri dari 20 tanda hari dan 13 angka, berputar untuk menciptakan siklus 260 hari unik. 

Setiap hari memiliki nama dan simbol tertentu, dan masing-masing memiliki makna ramalan dan ritualnya sendiri.

Tonalpohualli digunakan terutama untuk tujuan keagamaan dan ramalan, dan memainkan peran sentral dalam ritual dan upacara Aztec.

Xiuhpohualli, atau kalender matahari 365 hari, mirip dengan kalender modern kita karena mengikuti tahun matahari.

Bulan ini dibagi menjadi 18 "bulan" yang masing-masing terdiri dari 20 hari, dengan tambahan 5 hari "sial" di akhir tahun, yang dikenal sebagai Nemontemi.

Saat ini dianggap sebagai masa berbahaya ketika batas antara dunia orang hidup dan dunia orang mati sangat tipis.

Xiuhpohualli digunakan untuk tujuan praktis seperti pertanian dan perpajakan. Setiap 18 bulannya dikaitkan dengan festival tertentu. Tonalpohualli dan Xiuhpohualli saling bertautan untuk menciptakan siklus 52 tahun yang dikenal sebagai Putaran Kalender atau Xiuhmolpilli.

Hal ini dianggap sebagai siklus penuh kehidupan. Penyelesaiannya ditandai dengan upacara Kebakaran Baru, sebuah peristiwa besar yang melibatkan pemadaman dan penyalaan kembali semua api di wilayah Aztec.

Arti Simbol

Kalender Aztec kaya akan simbol dan ikonografi. Setiap elemen membawa makna mendalam dalam pandangan kosmologis Aztec.

Representasi paling terkenal dari kalender ini, Batu Matahari, adalah harta karun simbolisme Aztec. Di tengah Batu Matahari terdapat wajah dewa matahari, Tonatiuh, yang melambangkan zaman saat ini, atau "Matahari Kelima".

Lidahnya yang berbentuk seperti pisau batu api menjulur keluar menandakan sifat pengorbanan pada zaman ini.

Di sekeliling Tonatiuh terdapat empat kotak yang mewakili empat era atau "matahari" sebelumnya, yang masing-masing dikaitkan dengan dewa berbeda dan bentuk kehancuran berbeda.

Cincin berikutnya berisi tanda 20 hari Tonalpohualli, masing-masing dengan simbol uniknya sendiri. Termasuk hewan seperti jaguar dan elang, elemen alam seperti air dan angin, dan konsep yang lebih abstrak seperti kematian dan pergerakan.

Setiap tanda hari dikaitkan dengan dewa tertentu dan memiliki karakteristik dan maknanya sendiri. Di luar tanda-tanda hari, ada dua ular api yang mengelilingi batu, ekornya di bawah dan tubuhnya menjulang di kedua sisi hingga bertemu di atas.

Ular-ular ini mewakili waktu dan siklus alam semesta. Di antara keduanya, di bagian atas batu, terdapat tanggal, "13 Reed", yang diyakini sebagai tanggal penobatan kaisar Aztec Moctezuma II.

Perhitungan Astronomi yang Tersembunyi dalam Kalender

Siklus kalender rumit dan sistem yang saling terkait memerlukan tingkat presisi matematis yang tinggi dan pengetahuan mendetail tentang pergerakan benda langit.

Tonalpohualli atau kalender 260 hari, diperkirakan didasarkan pada siklus Venus. Angka 260 juga memiliki banyak faktor, menjadikannya angka serbaguna untuk sistem kalender yang perlu diselaraskan dengan siklus lainnya.

Interaksi antara tanda 20 hari dan 13 angka dalam Tonalpohualli menciptakan siklus 260 hari yang unik, menunjukkan penggunaan prinsip matematika yang canggih.

Xiuhpohualli atau kalender matahari 365 hari, mencerminkan pengamatan akurat suku Aztec terhadap tahun matahari. Kalender ini digunakan untuk tujuan praktis seperti pertanian, menunjukkan pemahaman suku Aztec tentang musim dan kemampuan mereka menerapkan pengetahuan astronomi dalam kehidupan sehari-hari.

Kalender Aztec adalah contoh luar biasa dari integrasi matematika dan astronomi dalam budaya kuno. Hal ini menunjukkan kemampuan suku Aztec untuk mengamati dan memahami alam, dan menerapkan pengetahuan ini dengan cara yang praktis dan bermakna.

Apa yang Terjadi Jika Kalender Berakhir?

Berakhirnya Putaran Kalender adalah masa yang sangat mengkhawatirkan bagi suku Aztec, karena diyakini bahwa dunia akan berakhir dengan selesainya siklus tersebut.

Berakhirnya Putaran Kalender dipandang sebagai waktu potensial untuk peristiwa akhir dunia berikutnya. Untuk mencegah hal tersebut, maka diadakan upacara Api Baru pada setiap selesainya Putaran Kalender. Selama upacara ini, semua api di wilayah Aztec dipadamkan, melambangkan berakhirnya dunia lama. 

Api baru kemudian dinyalakan di dada orang yang dikorbankan. Hal ini melambangkan lahirnya dunia baru untuk siklus 52 tahun berikutnya.

Bagi suku Aztec, akhir Putaran Kalender bukanlah ramalan kiamat, melainkan masa pembaruan dan kelahiran kembali, sebuah bukti kepercayaan mereka terhadap sifat siklus waktu dan kosmos.