Medusa Mitologi Yunani: Korban Kekejaman Dewa atau Monster Mengerikan?

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 9 Oktober 2023 | 07:00 WIB
Medusa sering digambarkan dengan kepala bulat, mata besar dan lebar. Mulut terbuka dengan lidah dan taring yang terlihat. (Pushkin Museum)

Nationalgeographic.co.id—Medusa telah melekat dalam imajinasi banyak orang sebagai monster yang sangat mengerikan. Ia sering disorot sebagai bagian dari Gorgon–tiga monster wanita–yang memiliki kemampuan mengubah seseorang menjadi batu hanya dengan melihatnya.

Meskipun telah dikenal luas sebagai monster jahat dalam mitologi Yunani, tak banyak yang mengetahui bahwa ia memiliki latar belakangnya yang menarik, bahkan mengharukan.

“Medusa lebih dari sekedar monster. Ia adalah karakter yang memiliki banyak sisi, yang dirugikan,” tulis Dani Rhys, pada laman Symbolsage.

Siapa Medusa Mitologi Yunani?

Nama Gorgon berasal dari kata gorgos, yang dalam bahasa Yunani berarti mengerikan. Garis keturunan Medusa tidak terlalu jelas. 

Dalam beberapa versi, ibunya dikatakan bernama Gaia dan ayahnya bernama Phorcys. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa Ceto dan Phorcys adalah orang tua para Gorgon.

“Medusa adalah satu-satunya di antara saudari Gorgon yang fana, meskipun bagaimana ia bisa menjadi satu-satunya anak perempuan fana yang dilahirkan oleh makhluk abadi tidak dijelaskan dengan jelas,” kata Dani.

Dalam beberapa mitos, Medusa dan saudara-saudaranya terlahir sebagai monster. Namun dalam versi populer dari kisahnya, Medusa adalah seorang gadis cantik yang mengabdi di kuil Athena.

Pemerkosaan Medusa

Poseidon, seperti Zeus, dikatakan memiliki sifat cepat marah. Sekali marah, dia hampir tidak bisa dibuat tenang dan bisa menyimpan dendam selama bertahun-tahun. (Louvre Museum)

Kecantikan Medusa begitu luar biasa, bahkan dewa laut yang kuat, Poseidon, merasa tak tertahankan dan mencoba merayunya.

Alih-alih terpikat, Medusa justru menolaknya. Hal ini membuat Poseidon menyerangnya dan memperkosanya di dalam kuil yang didedikasikan untuk dewi Athena. Sang dewi terbangun dengan kemarahan atas apa yang telah terjadi di dalam aula sucinya.