Siapa Kaisar Terbaik yang Pernah Berkuasa di Kekaisaran Romawi Timur?

By Sysilia Tanhati, Minggu, 8 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Berkuasa selama ratusan tahun, siapa kaisar terbaik di Kekaisaran Bizantium? (Biblioteca Nacional de España)

Sayangnya, pemusnahan tentara Romawi di Yarmuk pada 636 dan hilangnya seluruh provinsi timur ke tangan Islam membatalkan semua pencapaian Heraclius. Ia pun mengakhiri pemerintahannya dengan catatan yang agak pahit.

Namun, reformasi Heraclius dan reorganisasi tentara memberikan peluang bagi penerusnya untuk berperang. Kekaisaran Romawi Timur pun secara bertahap berubah menjadi kekaisaran abad pertengahan yang lebih kecil namun tetap kuat.

Basil II, kaisar prajurit

Kaisar Basil II (976 – 1025) adalah anggota Dinasti Makedonia yang terkenal. Ia memulihkan kekayaan kekaisaran. Berkat Basil II, Kekaisaran Romawi Timur menjadi kekaisaran paling kuat di Mediterania abad pertengahan.

Basil memerintah selama lebih dari setengah abad. Ia tanpa henti melawan banyak musuh Kekaisaran Bizantium. Dalam sejarah, Basil II dikenang sebagai kaisar prajurit sejati.

Pencapaian militer Basil yang paling signifikan adalah penaklukan total Kekaisaran Bulgaria yang perkasa. Pada tahun 1014, setelah pertempuran selama beberapa dekade, tentara kekaisaran meraih kemenangan yang menentukan dalam Pertempuran Kleidon.

Basil memerintah selama lebih dari setengah abad. Ia tanpa henti melawan banyak musuh Kekaisaran Bizantium. Dalam sejarah, Basil II dikenang sebagai kaisar prajurit sejati. (Public Domain)

Untuk pertama kalinya sejak abad ke-7, perbatasan Danube berada di bawah kendali Kekaisaran Romawi Timur. Termasuk seluruh semenanjung Balkan. Pada akhir hidup Basil, Kekaisaran Romawi Timur membentang dari Italia Selatan hingga Armenia dan Suriah.

Kaisar Basil, sayangnya, tidak meninggalkan ahli waris. Segala jerih payahnya selama berkuasa pun dengan cepat dimusnahkan oleh penerusnya yang lemah dan tidak kompeten.

Alexios I Komnenos, kaisar Romawi Timur yang mendirikan dinasti kekaisaran besar terakhir

Kaisar Alexios I Komnenos (1081–1118) naik takhta pada saat terjadi pergolakan besar di Kekaisaran Romawi Timur. Saat itu, Kekaisaran Romawi Timur mendapat ancaman dari Turki Seljuk di satu sisi dan Normandia di sisi lain.

Alexios berhasil mengalahkan bangsa Normandia. Sayangnya, pasukannya tidak cukup untuk melawan bangsa Seljuk di Anatolia. Mengharapkan beberapa kontingen kesatria elite, kaisar meminta bantuan Barat. Sebaliknya, dia harus menghadapi Perang Salib Pertama.

Sebagai seorang diplomat hebat, Alexius memanfaatkan situasi yang meresahkan ini. Ia pun mendapatkan kembali beberapa wilayah yang hilang dengan bantuan Tentara Salib. “Termasuk Nicea dan sebagian besar garis pantai Anatolia,” Bileta menambahkan lagi.

Penerus Alexios – kaisar Dinasti Komnenian – melanjutkan perang melawan Seljuk tetapi tidak dapat mengusir musuh dari Anatolia. Lebih buruk lagi, Perang Salib secara bertahap melemahkan kekuatan Kekaisaran Bizantium. Dan tahun 1204 Konstantinopel jatuh ke tangan Latin. Sejak saat itu, kekaisaran hanya tinggal bayang-bayang dari keadaan sebelumnya hingga tahun 1453.

Kemudian Kekaisaran Ottoman menaklukkan Konstantinopel. Jatuhnya Konstantinopel mengakhiri kekuasaan kekaisaran Romawi yang berusia ribuan tahun.