Kekuasaan Basileus dan Sistem Pemerintahan dalam Kekaisaran Bizantium

By Ricky Jenihansen, Kamis, 12 Oktober 2023 | 09:00 WIB
Penguasa tertinggi Kekaisaran Bizantium disebut Basileus atau Kaisar yang berkuasa absolut. (Public Domain)

 

Nationalgeographic.co.id—Kaisar Bizantium atau dikenal dengan basileus (atau basilissa untuk panggilan ratu), adalah penguasa tertinggi Kekaisaran Bizantium. Ia tinggal di istana Agung Konstantinopel yang megah.

Basileus memerintah sebagai raja absolut atas sebuah kerajaan yang luas. Oleh karena itu, basileus memerlukan bantuan pemerintah yang ahli dan birokrasi yang luas dan efisien.

Akan tetapi, meskipun merupakan penguasa absolut, seorang kaisar diharapkan oleh pemerintah, rakyat, dan gereja—untuk memerintah dengan bijaksana dan adil.

Yang lebih penting lagi, seorang basileus harus memiliki kesuksesan militer. Hal itu karena tentara tetap menjadi institusi paling kuat di Kekaisaran Byzantium secara nyata.

Para jenderal di Konstantinopel dan provinsi-provinsinya dapat menyingkirkan seorang kaisar yang gagal mempertahankan perbatasan kekaisarannya. Upaya tersebut biasanya berhasil, bahkan untuk basileus yang menyebabkan bencana ekonomi.

Namun, dalam keadaan normal, kaisar adalah panglima tentara, kepala Gereja dan pemerintahan. Ia mengendalikan keuangan negara dan mengangkat atau memberhentikan bangsawan sesuka hati.

Hanya sedikit penguasa sebelum atau sesudah basileus dalam Kekaisaran Bizantium yang pernah memegang kekuasaan seperti itu.

Gambar kaisar atau basileus juga muncul pada koin-koin yang digunakan di Kekaisaran Bizantium, yang juga digunakan untuk menunjukkan penerus terpilih.

Seringkali penerus kaisar adalah putra sulung, namun hal ini tidak selalu terjadi karena tidak ada aturan pasti mengenai suksesi.

Kaisar dianggap dipilih oleh Tuhan untuk memerintah, namun mahkota megah dan jubah ungu Tyrian semakin memperkuat hak untuk memerintah.

Strategi untuk menarik perhatian lainnya adalah meniru nama-nama pendahulu yang terkenal, Konstantinus menjadi nama favorit.

Bahkan para perampas kekuasaan, sering kali berusaha untuk melegitimasi posisi mereka dengan menikahi anggota keluarga pendahulu mereka. Perampas kekuasaan biasanya adalah orang-orang militer yang berkuasa dan sukses,