Nationalgeographic.co.id—Wilayah Kekaisaran Bizantium terus naik turun selama berabad-abad. Wilayah Kekaisaran Bizantium mulai dari Mesir hingga Palestina pada awalnya, dan hanya tinggal negara kota saat kedatangan Muhammad Al Fatih.
Perubahan wilayah Kekaisaran Bizantium terjadi seiring fluktuasi keberhasilan dan kegagalan militer masing-masing kaisar. Tapi selama itu, sepertinya Yunani dianggap kurang penting dibandingkan simbol bahwa Kekaisaran Bizantium pewaris sejati budaya Yunani-Romawi.
Setelah keruntuhan Kekasairan Romawi Barat, Kekaisaran Bizantium ingin mempertahankan Italia dan Sisilia. Namun tidak berhasil karena melawan ambisi Paus dan Normandia.
Sementara itu, wilayah Balkan hingga Sungai Danube menjadi wilayah yang penting bagi Kekaisaran Bizantium. Sedangkan wilayah Asia Kecil hingga pantai Laut Hitam di utara serta Armenia di timur merupakan sumber kekayaan utama.
Namun demikian, kedua wilayah itu memerlukan pertahanan yang teratur dan kuat terhadap berbagai musuh abadi. Wilayah tersebut harus dapat dipertahankan dari perluasan Peradaban Islam.
Kemudian karena peta politik terus-menerus berubah-ubah seiring naik turunnya kerajaan-kerajaan tetangga, termasuk peristiwa-peristiwa penting seperti Anastasius I (491-518) yang berhasil mempertahankan kekaisaran dari serangan Persia dan Bulgar.
Kaisar lainnya yang terkenal, Justinian I, memerintah dibantu oleh jendralnya yang berbakat yaitu Belisarius (memerintah sekitar 500-565). Pada era pemerintahannya Kekaisaran Bizantium dapat memenangkan kembali wilayah-wilayah di Afrika Utara, Spanyol, dan Italia yang telah direbut oleh kaisar-kaisar barat.
Kaisar Justinian I adalah kaisar Kekaisaran Bizantium yang terkenal dengan reformasi hukumnya. Reformasi hukum Kekaisaran Bizantium kemudian dituangkan dalam Corpus Juris Civilis antara tahun 529 dan 534 M.
Pada masa kekuasaannya, ia berusaha mengembalikan kejayaan kekaisaran dan menaklukkan kembali bagian barat Kekaisaran Romawi.
Justinian I dianggap sebagai salah satu kaisar Bizantium yang paling penting. Dia memulai gerakan militer yang signifikan untuk merebut kembali Afrika dari Vandal (pada tahun 533 hingga 534 M) dan Italia dari Goth (535 hingga 554 M).
Pada paruh abad ke-6, bangsa Lombard di Italia dan bangsa Slavia di Balkan mulai memasuki wilayah Kekaisaran Bizantium.
Situasi ini akhirnya dibalikkan oleh Heraclius (memerintah 610-641), yang secara efektif mengakhiri Kekaisaran Sasania Persia dengan kemenangannya di Niniwe pada tahun 627.