Kisah Penari Telanjang yang Menjadi Maharani Kekaisaran Bizantium

By Ricky Jenihansen, Senin, 16 Oktober 2023 | 07:06 WIB
Theodora menjadi permaisuri Kekaisaran Bizantium selama abad ke-6 Masehi. (Public domain)

Nationalgeographic.co.idKekaisaran Bizantium memiliki sejarah panjang yang melibatkan banyak wanita hebat, dan yang paling terkenal adalah Maharani Theodora. Perjalanan hidupnya rumit, Theodora adalah seorang penari telanjang dan juga pelacur yang menjadi maharani Kekaisaran Bizantium.

Theodora bertahta sebagai maharani Kekaisaran Bizantium bersama suaminya, Kaisar Justinian I, dari tahun 527 M hingga kematiannya pada tahun 548 M.

Ia bangkit dari latar belakang yang sederhana dan mengatasi prasangka dari awal kariernya yang buruk. Theodora muda dikenal sebagai seorang aktris, penari telanjang dan juga pelacur yang merupakan kelas rendah di Kekaisaran Bizantium.

Theodora menikahi Justinianus (memerintah 527-565 M) pada tahun 525 M. Mereka akan memerintah bersama dalam periode emas sejarah Bizantium.

Maharani Theodora digambarkan oleh para penulis kontemporer sebagai sosok yang licik, tidak berprinsip, dan tidak bermoral.

Namun Maharani Theodora juga dipandang sebagai pendukung yang berharga bagi Kaisar, dan keterlibatan langsungnya dalam urusan kenegaraan menjadikannya salah satu wanita paling berkuasa yang pernah ada di Kekaisaran Bizantium.

Theodora lahir pada tahun 497 M. Ia adalah putri seorang penjaga beruang bernama Akakios yang bekerja di Hippodrome Konstantinopel.

Sejarawan Bizantium abad ke-6 M, Procopius dari Kaisarea, menyatakan dalam bukunya Sejarah Rahasia (Anekdota) bahwa Theodora mencari nafkah, seperti ibunya sebelumnya, sebagai seorang aktris.

Itu berarti, ia tampil di Hippodrome sebagai pemain akrobat, penari, dan juga penari telanjang. Theodora bahkan juga diyakini menjadi pelacur, mengingat kesamaan kedua profesi pada saat itu.

Sepertinya Procopius ingin kita mempercayai hal yang sangat populer dan penuh nafsu. Meski sejarah Rahasia Procopius dianggap oleh banyak orang sebagai gosip yang keterlaluan.

Jika memang demikian, maka catatan terhadap Justinian dan Theodora jelas-jelas adalah hal terburuk yang pernah terjadi pada Kekaisaran Bizantium.

Catatan tersebut tentu berbeda dengan karya-karya resmi yang ditulisnya di bawah naungan Justinian. Karya itu merupakan pujian atas prestasi kaisar khususnya di bidang perang dan arsitektur.