Tidak hanya kota dan daerah besar, Science Film Festival pun diselenggarakan di berbagai kota lainnya di seluruh Indonesia secara daring. Di antaranya yang akan menyelenggarakan festival ini adalah Aceh, Arguni, Bintuni, Dolok Sanggul, Flores Timur, Jayapura, Kefamenanu, Pematang Siantar, Sidikalang, Tobelo, Waikabubak, dan 51 kota lainnya.
"Saya kira film menjadi medium penting dalam bagaimana melakukan katakanlah kampanye tentang pentingnya sains. Dan ini sangat relevan dengan apa fokus Indonesia, bagaimana meningkatkan kemampuan sains di kalangan siswa," kata Tatang Muttaqin, Staf Ahli Menteri bidang Manajemen Talenta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
"Tentu kemampuan ini yang paling penting bagaimana mereka memahami sains berhubungan dengan kehidupan dan ke depan, terutama dengan masa depan mereka. Ada pula ilmu sosial bisa berhubungan untuk menjaga masa depan lingkungannya," terangnya.
Dalam pembukaan Science Film Festival Indonesia, salah satu tayangan yang diputar adalah Sang Penerang Desa yang disutradarai Astu Prasidya. Film ini merupakan kisah nyata dari Tri Mumpuni dalam upaya memberi akses listrik dari tenaga terbarukan dan ramah lingkungan untuk beberapa desa di Indonesia.
Film animasi ini berdurasi 10 menit dan ditonton oleh lebih dari 200 siswa sekolah yang hadir dalam pembukaan Science Film Festival Indonesia di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek.