Jenghis Khan Membangun Peradaban Kekaisaran Mongol yang Kuat

By Galih Pranata, Selasa, 31 Oktober 2023 | 12:16 WIB
Pasukan Mongol yang kuat dalam perjalanannya menaklukkan beberapa kawasan Asia. (History Collection)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah Fakta mengungkap bahwa dalam hidupnya, kaisar terbesar Kekaisaran Mongol, Jenghis Khan mengumpulkan banyak istri dan anak perempuan musuh yang ia taklukkan untuk mewarisi jutaan keturunannya di dunia.

"Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2003, mengungkapkan bahwa sekitar 38 juta orang, atau 1 dari 200 populasi dunia, merupakan keturunannya," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection.

Ia menulisnya dalam artikel berjudul 40 Awe-Inspiring Facts About Genghis Khan and the Mongol Empire yang diterbitkan pada 3 Februari 2019. Fakta-fakta ini melengkapi kisah sang pemimpin terbesar Kekaisaran Mongol.

Jenghis Khan, seperti bangsa Mongol lainnya, lahir dan besar di Stepa Eurasia—sebuah wilayah dataran yang membentang dari Manchuria di timur, hingga Hongaria dan Kroasia di barat.

Ia dilahirkan dari seorang kepala suku kecil Mongol. Ketika Jenghis Khan berusia sembilan tahun, ayahnya dibunuh, dan musuh sukunya kemudian membuang istri dan lima anaknya untuk mengurus diri mereka sendiri di padang rumput Stepa yang keras.

Stepa Eurasia merupakan sebuah negeri yang keras dengan musim panas yang terik dan musim dingin yang ekstrem. Membuang ia dan anak-anaknya ke Stepa sama seperti hukuman mati. Menariknya, ibu Jenghis Khan adalah orang yang luar biasa.

Ibu Jenghis Khan berhasil membesarkan kelima anaknya itu. Akan tetapi, meski berhasil menjaga sebagian besar anak-anaknya untuk tetap hidup, keluarga Jenghis Khan mengalami kemiskinan yang sangat parah.

Lantas, "keadaan menjadi sangat buruk, sehingga Temujin membunuh seorang kakak laki-lakinya karena menolak berbagi ikan," imbuh Khalid.

Semua keturunan Jenghis Khan akan merasakan nyeri kaki di usia tua, karena merupakan penyakit bawaan (genetika). (DayDayNews.com)

Kehidupan Stepa yang Keras

Meski Stepa dikenal keras dan mematikan, beruntungnya, masih ada penghidupan bagi orang-orang yang hidup di Stepa lewat padang rumputnya yang melimpah, yang memungkinkan peternakan dalam jumlah besar. 

Alhasil, wilayah tersebut menjadi tempat tinggal yang dihuni selama ribuan tahun oleh suku-suku nomaden. Orang-orang inilah yang mengembara bersama ternaknya dari satu padang rumput ke padang rumput lainnya.