Maniakes, Jenderal Terkenal di Era Kemunduran Kekaisaran Bizantium

By Ricky Jenihansen, Senin, 6 November 2023 | 07:00 WIB
Maniakes adalah jenderal yang cemerlang di saat Kekaisaran mengalami kemunduran. (Creative Commons)

“Tidak ada yang lembut atau menyenangkan dari penampilan Maniakes. Faktanya, dia lebih seperti angin puyuh yang berapi-api, dengan suara guntur dan tangan yang cukup kuat untuk membuat tembok bergoyang dan mengguncang gerbang kuningan."

"Dia memiliki gerakan yang cepat seperti seekor singa dan ekspresi cemberut di wajahnya sangat mengerikan untuk dilihat.”

Maniakes sendirian mencegah runtuhnya Bizantium Suriah setelah Pertempuran Azaz. (Public Domain)

Dari seorang bangsawan hingga seorang jenderal BizantiumSedikit yang diketahui tentang kehidupan awal Maniakes. Ayahnya bernama Goudelios dan kemungkinan berasal dari Slavia atau Armenia.

Namun, kita dapat berasumsi bahwa Maniakes tidak dilahirkan dalam kekayaan atau status berdasarkan awal karirnya di tentara Bizantium sebagai pengurus barang bawaan.

Maniakes pertama kali muncul dalam catatan sejarah pada tahun 1030. Pada usia 33 tahun, ia telah naik pangkat menjadi strategos, seorang komandan distrik setempat.

Saat ini ia memegang kekuasaan atas benteng provinsi Telouch (dulk modern), ibu kota thema (distrik militer) dengan nama yang sama di perbatasan Anatolia-Suriah.

Maniakes menjadi terkenal ketika sekitar 800 penunggang kuda Arab mengepung Telouch. Orang-orang Arab datang dengan tuduhan palsu dan menyatakan bahwa Kaisar Bizantium Romanos III Argyros telah terbunuh dalam pertempuran.

Emirat Mirdasid di Aleppo memang telah mengalahkan Romanos pada Pertempuran Azaz tetapi kaisar berhasil lolos dan masih hidup. Emirat Mirdasid adalah dinasti Arab yang menguasai Emirat Aleppo kurang lebih terus menerus dari tahun 1024 hingga 1080.

Maniakes dan anak buahnya kalah jumlah dan menyaksikan orang-orang Arab mengarak piala yang mereka menangkan di Azaz di bawah tembok Telouch. Maniakes setuju untuk menyerah dan mengirimkan gerobak makanan dan anggur kepada musuh sebagai tanda niat baik.

Namun, penyerahan jenderal kekaisaran Bizantium itu hanyalah sebuah taktik untuk membuat orang-orang Arab merasakan rasa aman yang palsu.

Maniakes menunggu sampai malam tiba dan musuh mabuk. Itu karena semua anggur yang dia kirimkan kepada mereka sebelum melontarkan jebakannya.