Bangsa Israel vs Filistin: Membuka Kembali Catatan Sejarah Dunia Kuno

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 4 November 2023 | 15:00 WIB
Daud Mengucap Syukur Kepada Tuhan Setelah Kematian Goliat. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—“Palestina kuno telah menjadi tempat terjadinya berbagai perang selama ribuan tahun. Pada Zaman Perunggu Akhir dan Zaman Besi Awal, tempat ini menjadi lokasi peperangan antara bangsa Filistin dan Israel,” kata Caleb Howells, penulis sejarah kuno dari Bognor, Inggris.

Banyak dari peperangan ini tercatat dalam Alkitab. Selain itu, terdapat juga beberapa lainya, seperti catatan Asyur.

Perang Simson melawan orang Filistin

Salah satu tokoh penting dalam Alkitab adalah Simson. Ia tampaknya hidup menjelang akhir periode yang dicakup oleh Kitab Hakim-Hakim, mungkin pada abad ke-13 atau ke-12.

Ia merupakan orang Israel yang terkenal kuat dan turut angkat senjata dalam banyak pertempuran melawan orang Filistin. Karena kekuatannya yang luar biasa, dia tidak membutuhkan pasukan Israel.

Pertempuran Simson melawan orang Filistin bukanlah pertempuran yang lazim. Dia seorang diri bertempur melawan kelompok besar orang Filistin. Mungkin peristiwa yang paling terkenal adalah ketika dirinya mengambil tulang rahang keledai dan menggunakannya untuk membunuh 1.000 tentara Filistin.

Simson tidak muncul dalam sumber-sumber di luar Alkitab dari zaman kuno. Oleh karena itu, para ahli memperdebatkan keberadaannya.

Namun perlu dicatat, Caleb mengatakan, sebuah meterai ditemukan di Israel kuno yang tampaknya menggambarkan seorang pria dan singa. Meterai ini berasal dari abad ke-12 SM dan ditemukan di dekat wilayah asal Simson. 

Karena kemiripan antara segel ini dengan kisah terkenal tentang Simson yang membunuh seekor singa, beberapa ahli menganggapnya sebagai bukti bahwa ia benar-benar ada dan bahwa pertempurannya melawan orang Filistin mungkin benar-benar terjadi.

Perebutan Tabut Perjanjian oleh orang Filistin

Menurut Caleb, interaksi paling penting berikutnya antara orang Filistin dan orang Israel terjadi pada abad ke-12 SM. 

“Berdasarkan bukti arkeologi dan bukti tertulis, kita tahu bahwa ada gelombang kedatangan orang Filistin di Palestina selama abad ini,” jelas Caleb. “Mungkin hal ini menyebabkan peningkatan intensitas antara orang Israel dan Filistin yang kita temukan dalam Alkitab.”

Orang Israel merespons dengan membawa Tabut Perjanjian yang suci ke medan perang. Hal ini menjadi bumerang yang sangat besar. 

Ribuan orang Israel tewas, dan “orang Filistin berhasil merebut Tabut itu.” Mereka menahan Tabut itu selama tujuh bulan sebelum “akhirnya orang Israel mendapatkannya kembali.”

Goliat si orang Filistin

David und Goliath, Osmar Schindler, 1888. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Pada akhir abad ke-12, bangsa Israel menjadi sebuah kerajaan, dengan Raja Saul yang memerintah mereka. Di waktu yang sama, orang Filistin telah berhasil memperoleh kekuasaan yang signifikan atau dominan atas orang Israel.

Ketika Saul menjadi raja Israel, dia segera terlibat dalam perang melawan orang Filistin. Meskipun Saul berhasil dalam beberapa pertempuran melawan mereka, orang Filistin tetap memiliki pengaruh dan kehadiran yang kuat di wilayah itu.

Tidak lama setelah kemenangan awal Saul, orang Filistin membawa pasukannya untuk bertemu dengan orang Israel di Lembah Elah.

Filistin memilih seorang prajurit yang kuat untuk terlibat dalam pertempuran satu lawan satu dengan prajurit terbaik Israel. Prajurit Filistin ini adalah seorang pria yang dikenal dengan nama Goliat.

Seorang remaja Israel bernama Daud memiliki keberanian untuk menghadapi Goliat. Dia menggunakan ketapel untuk memukul dahi Goliat dengan batu. Orang Israel kemudian mengejar orang Filistin yang melarikan diri kembali ke wilayah mereka sendiri di pantai.

“Para arkeolog menemukan sebuah prasasti dari kota Gat di Filistin, rumah Goliat, yang berasal dari sekitar tahun 1000 SM,” kata Caleb.

Prasasti ini disebut “Tell es-Safi”, yang berisi dua nama pribadi. Keduanya dieja 'LWT' dan 'WLT'. Banyak ahli yang berpendapat bahwa ada hubungan antara prasasti ini dengan Goliat, yang namanya ditulis sebagai 'GLYT' dalam Alkitab.

Perang Hizkia Melawan Orang Filistin

Raja Hizkia pada lukisan abad ke-17 oleh seniman yang tidak dikenal. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Bangsa Israel terlibat dalam peperangan sporadis melawan orang Filistin selama berabad-abad. Caleb menjelaskan, perang terakhir antara kedua bangsa tersebut terjadi pada masa Raja Hizkia.

“Dia adalah seorang raja yang kuat dan terkemuka dari Kerajaan Dua Suku Yehuda pada abad kedelapan Sebelum Masehi,” kata Caleb.

Alkitab menggambarkan pemerintahannya dengan sangat rinci. Selain di Alkitab, dia juga muncul dalam catatan Asyur.

Dalam Kitab Yesaya, terdapat sebuah nubuat dari tahun kematian Raja Ahas, ayah Hizkia. Hal ini menjadi peringatan bagi bangsa Filistin bahwa pembalasan mereka akan segera tiba.

Dalam kisah kehidupan Hizkia, Alkitab menjelaskan bahwa dia “mengalahkan orang Filistin sampai ke Gaza dan wilayahnya, dari menara pengawas sampai ke kota berbenteng”.

Menariknya, ada dukungan di luar Alkitab untuk perang antara bangsa Israel dan Filistin ini. Sejarah kuno Raja Sanherib dari Asyur menunjukkan bahwa orang Filistin tunduk pada Hizkia.

Menurut catatan ini, orang-orang Ekron, sebuah kota di Filistin, telah menyerahkan raja mereka, Padi, kepada Hizkia. Hizkia menahan Raja Padi di penjara sampai Raja Sanherib memaksa Hizkia untuk membebaskannya selama pengepungan Yerusalem. 

“Tampaknya ini adalah akhir dari peperangan langsung antara orang Israel dan orang Filistin,” jelas Caleb.