Nationalgeographic.co.id—Sudah menjadi rahasia umum bahwa para prajurit samurai sangat suka bertempur. Mereka adalah prajurit yang serba bisa, seperti yang ditunjukkan dalam upaya Invasi Mongol, para samurai sangat mudah beradaptasi.
Begitu mudah beradaptasi sehingga selama Sengoku Jidai, mereka tidak memiliki masalah dengan senjata api. Mereka bahkan menciptakan seni bela diri untuk melatih cara mengisi dan menembakkan senjata Tanegashima.
Mungkin sulit bagi para penikmat awam samurai untuk menerimanya, tetapi para pejuang ini juga merupakan penembak yang handal. Pedang, dengan segala mistiknya, hanyalah sebuah senjata samping.
Budaya pop menggambarkan mereka sebagai pendekar pedang murni dengan keterampilan yang hampir seperti supernatural, tetapi kenyataan berbeda dari fantasi.
“Di medan perang, seorang samurai harus menggunakan apa pun untuk mendapatkan keuntungan. Dan bahkan sebelum kelas samurai mengadopsi senjata api, mereka sudah menggunakan busur dan anak panah,” tulis Mamerto Adan, pada laman Owlcation.
Bak tentara modern, prajurit samurai membawa senjata api dengan kaliber yang berbeda, tergantung pada tugasnya. Mereka juga memiliki senjata api dengan kaliber besar.
Senjata Ekstra Besar Kekaisaran Jepang
Para pejuang samurai tidak asing dengan senjata berukuran ekstra besar. Beberapa peralatan genggam mereka tampaknya memiliki versi yang lebih besar. Contoh yang bagus adalah pedang mereka.
Pertama-tama, tachi adalah salah satu pedang samurai asli, dan ukurannya tidak kecil. Dibandingkan dengan katana yang muncul belakangan, tachi memiliki ukuran 120-130 sentimeter–lebih panjang 20 cm daripada katana.
Meskipun demikian, tachi adalah pedang berukuran standar pada masanya. Odachi yang lebih mengerikan memiliki panjang sekitar 170 sentimeter alias setinggi seorang pria.
Penggunaan odachi berkembang pesat pada periode Nanboku-chō di abad ke-14. Namun, orang mungkin bertanya-tanya apa ide di balik bilah-bilah besar itu.